Pelabuhan Perikanan Ditarget Setor PAD Rp145 Juta

id UPT sulteng Setoran PAD

Pelabuhan Perikanan Ditarget Setor PAD Rp145 Juta

Tahir, nelayan asal Tolitoli berdiri dengan bangga di atas kapal usai menerima bantuan kapal penangkap ikan bertonase 35 GRT itu dari Wagub H. Soedarto di PPI Donggala, Kamis (13/12) (ANTARANews/Rolex Malaha)

target itu cukup menantang karena pada 2012, dari target setoran Rp82 juta, yang direalisasikan hanya Rp68 juta.
Palu (antarasulteng.com) - Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan (UPT PP) Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah menargetkan mampu menyetor Rp145 juta ke kas pendapatan asli daerah (PAD) provinsi pada 2013.

"Meski cukup berat, namun kita berupaya untuk merealisasikannya, kalau bisa melebihi target itu," kata Kepala UPT Pelabuhan Perikanan Dinas KP Sulteng Agus Sudaryanto di Kota Palu, Selasa.

Ia menyebut bahwa target itu cukup menantang karena pada 2012, dari target setoran Rp82 juta, yang direalisasikan hanya Rp68 juta.

Namun, katanya, dengan adanya penambahan fasilitas di beberapa pelabuhan pendaratan ikan (PPI), target setoran tersebut optimistis tercapai.

"Kita akan berupaya meningkatkan pendapatan dengan tetap memaksimalkan pelayanan, karena orientasi kita adalah pelayanan kepada nelayan dan masyarakat untuk mendorong peningkatan ekonomi rakyat dan daerah," ujarnya.

UPT Pelabuhan Perikanan Dinas KP Sulteng saat ini membawahi tiga PPI yakni PPI Donggala, PPI Paranggi (Kabupaten Parigi Moutong) dan PPI Pagimana (Kabupaten Banggai).

PPI Donggala yang meraih dua penghargaan nasional pada 2012 yakni PPI Teladan (dalam operasional dan pelayanan) serta PPI Terbersih merupakan tulang punggung sumber pendapatan karena memiliki sarana dan fasilitas yang lebih memadai.

Sarana dan fasilitas di pelabuhan ini berupa dermaga 100 meter, stasiun pengisian bahan bakar untuk nelayan berkapaista 8 KL, pabrik es berkapasitas 5 ton, sarana air bersih berkapasitas 30 ton, mes nelayan 10 unit, dan mess karyawan empat unit.

Sedangkan PPI Paranggi dan Pagimana, sarana dan fasilitasnya masih sangat sederhana, bahkan di Pagimana baru akan dibagun dermaga tambat kapal pada 2013 ini.

Jasa kepelabuhanan yang bisa menghasilkan pendapatan di PPI Donggala, kata Agus, adalah jasa tambat/labuh kapal, air bersih, pelayanan bahan bakar dan es batu serta mess nelayan.

Sampai saat ini, di PPI Donggala beroperasi sekitar 29 kapal penangkap ikan permukaan yang menggunakan pukat cincin (mini pursein) dan 150-an kapal penangkap tuna.

Produksi perikanan yang didaratkan di PPI Donggala selama 2012 mencapai 4.436 ton, sebanyak 600-an ton adalah ikan tuna. Jumlah itu naik cukup signifikan dibanding 2011 yang berjumlah 3.000-an ton dimana 400-an ton di antaranya adalah ikan tuna.

Pada 2013 ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mengalokasikan dana sekitar Rp2 miliar unrtuk membangun pabrik pengolahan ikan tuna skala kecil (mini plant) berkapasitas 20 sampai 50 ton tiap hari yang diharapkan akan merangsang lebih banyak lagi nelayan memanfaatkan jasa-jasa pelayanan di PPI Donggala.

Terkait pelayanan jasa kepelabuhanan, menurut Agus, PPI Donggala telah menerapkan standar internasional (ISO-9001-2008) sejak 2010 yang selalu dievaluasi setiap enam bulan dan hingga kini tetap dapat dipertahankan. (R007)