Tiga Balita Gizi Buruk Temukan Di Sigi

id gizi

Tiga Balita Gizi Buruk Temukan Di Sigi

Ilustrasi--Penderita gizi buruk (FOTO ANTARA/Ampelsa)

Palu,  (antarasulteng.com) - Tiga balita di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, ditemukan menderita gizi buruk dan empat balita lain menderita gizi kurang.

Penderita gizi buruk tersebut ditemukan berdasarkan analisis status gizi yang dilakukan oleh Karsa Institut kerja sama dengan bidan tenaga kesehatan yang ditempatkan di Kecamatan Pipikoro di kabupaten itu, kata Manajer Program Karya Institut Kabupaten Sigi Rahmat Saleh dalam siaran pers yang diterima di Palu, Kamis malam.

Ia mengatakan tiga balita tersebut masing-masing Egi (enam bulan) dari Desa Lonebasa, Puteri (4,4 tahun) dan Rifal (2,1 tahun) dari Desa Lawe-Lawe Kecamatan Pipikoro bagian barat.

Rahmat mengatakan berat badan Egi baru mencapai 2,5 kilogram. Berat badan tersebut jauh di bawah batas bawah berat bayi seusianya yang seharusnya sudah mencapai 6,4 kilogram.

Sedangkan Puteri berat badannya baru mencapai 13,4 kilogram dan Rifal, berat badannya baru 9,5 kurang atau kurang 1,7 kilogram dari batas bawah bayi sesuainya.

Rahmat mengatakan Karsa Institut, salah satu lembaga swadaya masyarakat yang berjejaring di Sulawes Tengah melaksanakan Program Peduli Karsa Institute bersama bidan kesehatan yang ditempatkan desa yang masih jauh dari akses pelayanan kesehatan.

Tiga desa yang menjadi objek analisis gizi tersebut hanya terdapat satu bidan yang bertugas menangani tiga desa. Sementara jarak desa terpencar sejauh 15-25 kilometer. Hal ini diperparah dengan terbatasnya akses jalan yang berat, dan hanya dapat dilalui dengan kendaraan roda dua.

Dari program itulah diketahui bahwa masih ada masyarakat yang menderita gizi buruk dan gizi kurang.

Dia mengatakan dari program itu juga terungkap sebanyak empat balita lain mengalami gizi kurang. 

Rahmat kuatir kondisi kesehatan Balita tersebut akan terus menurun hingga akhirnya mengalami gizi buruk. 

Kasus ini sebelumnya dialami oleh Putri dan Rifal.

Dua balita tersebut pada penimbangan bulan sebelumnya (September 2014) keduanya masih teridentifkasi menderita gizi kurang. Namun, pada bulan berikutnya berat badan bayi terus menurun sehingga dapat dikategorikan gizi buruk.

Rahmat mengatakan Karsa Institut telah melakukan upaya penanganan dengan melibatkan para kader kesehatan dibantu tenaga kesehatan setempat.

Upaya tersebut antara lain dengan memberikan makanan tambahan bayi dan susu.

Di samping itu, pendekatan khusus juga terus dilakukan secara intens kepada para orang tua, agar terlibat aktif dalam mengatasi permasalahan gizi sekaligus mencegah kejadian serupa agar tidak terulang kembali. (Skd)