"Kita sama-sama memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan profesi masing-masing," kata Ma'mun Amir pada kegiatan pelantikan Pengurus Dewan Perwakilan Daerah (DPD) PERSAGI Sulawesi Tengah di Palu, Selasa.
Ia mengatakan potensi rentan terjadinya permasalahan gizi berada di wilayah pedesaan, karena itu diharapkan setiap desa harus memiliki satu puskesmas pembantu (Pustu) dan petugas ahli gizi.
Dia meminta para ahli gizi untuk mampu berkolaborasi dengan pemerintah dalam menyelesaikan masalah terutama kesehatan dan gizi, salah satunya penanganan stunting.
Ia mengatakan dengan dilantiknya DPD PERSAGI Sulteng, dapat memberikan kontribusi positif dan bermanfaat bagi masyarakat di Sulawesi Tengah.
Ketua PERSAGI Sulteng Yudiawati Vidiana Windarrusliana mengatakan momentum pelantikan tersebut merupakan awal suatu perjalanan yang penuh tanggung jawab dan harapan.
"Kami akan turut berperan aktif dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat Sulawesi Tengah untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045 dengan memiliki generasi yang memiliki sumber daya manusia (SDM) yang unggul," katanya.
Menurut dia, dengan kerja sama bersama pemerintah daerah, organisasi profesi, kemasyarakatan, diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi masyarakat, utamanya dalam percepatan penurunan stunting di Sulawesi Tengah, serta permasalahan kesehatan dan gizi lainnya.
