Masjid itu rampung setelah diawali pembangunannya oleh empat kapolda sebelumnya dengan menelan total anggaran Rp2,3 miliar.
"Saya berpesan kepada personel dan warga Sulawesi Tengah, bahwa kita tidak dalam rangka berlomba membangun masjid megah, kemudian setelah masjid rampung dibangun hanya sebagai simbolis, melainkan bagaimana kita dapat memakmurkannnya," kata Kapolda dalam sambutannya.
Dia mengatakan, memakmurkan masjid dengan melaksanakan ibadah wajib maupun sunnah serta melaksanakan kegiatan keagamaan lainnya dalam rangka menyiapkan generasi yang berahlak mulia dan toleran.
"Jadi tentu harapan kita tidak hanya masjidnya yang megah tetapi isinya juga harus megah," tegasnya.
Masjid yang diresmikan tersebut, pembangunannya mulai dilaksanakan oleh empat Kapolda sebelum dirinya, dan sempat terhenti pembangunannya akibat bencana alam gempa bumi, tsunami dan likuefaksi 28 September 2018.
Masjid itu berada di lahan seluas 3.071 meter bujur sangkar, dengan luas bangunan mencapai 775 m2.
"Anggaran yang dipergunakan pembangunan masjid ini mencapai Rp2,3 miliar, dan masjid ini bisa menampung 450 orang cukup banyak dan besar," ujarnya.
Kapolda mengatakan pembangunan masjid di Mako Polda Sulteng tersebut menunjukkan baiknya kerukunan umat beragama di Sulawesi Tengah dalam partisipasi pembangunan masjid tersebut.
"Sebab dari inisiasi dan dimulainya pembangunan hingga selesai masjid ini tidak lepas dari bantuan para donatur yang ada di Sulawesi Tengah. Artinya, apabila kita bersatu bahu membahu tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan seperti pembangunan masjid ini," katanya.
Peresmiannya dihadiri Wakapolda Sulteng, Wakil Gubernur Sulteng, Kepala Kanwil Agama Sulteng, para pejabat utama Polda Sulteng, Wakil Wali Kota Palu, Kapolres Palu, Ketua Daerah Bhayangkari Sulteng bersama pengurus, tokoh agama dan personil Polda Sulteng
