BNPT-FKPT berkomitmen lawan dua virus mematikan radikalisme-COVID

id COVID-19,Radikalisme,BNPT,FKPT,FKPT Sulteng

BNPT-FKPT  berkomitmen lawan dua virus mematikan radikalisme-COVID

Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, dalam dialog online yang digelar BNPT kerjasama FKPT bertajuk " melawan dua virus mematikan radikalisme dan COVID-19", melalui aplikasi cisco webex meeting, Selasa. (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Palu (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) berkomitmen untuk terus melawan dua virus mematikan yakni radikalisme dan COVID-19.

"Kita harus tetap bersinergi untuk menghadapi dua virus ini, radikalisme dan COVID-19, agar tetap tetap damai, dan sehat di daerah masing-masing," ucap Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, Selasa.

BNPT bersama FKPT melaksanakan dialog online bertajuk "melawan dua virus mematikan radikalisme dan COVID-19", melalui aplikasi cisco webex meeting.

Dialog itu menghadirkan pembicara terdiri dari Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT Andi Intang Dulung, Direktur Pencegahan BNPT Irjend Pol Hamli dan Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis.

Dialog itu juga melibatkan Ketua FKPT Sulteng Dr Muhd Nur Sangadji, Ketua FKPT Nusa Tenggara Barat Lalu Syafi'i, dan dipandu oleh pengurus FKPT Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).

BNPT dan FKPT se-Indonesia sepakat bahwa gerakan radikalisme dan adanya pandemi virus corona jenis baru (COVID-19), dua virus yang sama-sama mematikan, sehingga harus dilawan, dihadapi dengan segala cara.

Direktur Pencegahan BNPT Irjend Pol Hamli mengemukakan, pandemi virus corona bisa saja menjadi satu alat bagi kelompok-kelompok tertentu, dan kelompok teroris untuk memaksimalkan gerakan dari pahamnya.

"Yang ada saat ini yakni kita berhadapan dengan COVID-19. Nah, hal ini bisa menjadi alat bagi kelompok-kelompok tertentu untuk masuk, untuk memprovokasi masyarakat, dengan tujuan tertentu," sebutnya.

Untuk mewujudkan masyarakat yang tumbuh dengan sehat dan untuk keselamatan bersama, kata Hamli, protokol kesehatan dalam pencegahan COVID harus terus disosialisasikan, disampaikan kepada masyarakat, oleh segenap pengurus FKPT dan BNPT se-Indonesia.

Terkait dengan isu adanya konspirasi terkait pandemi COVID-19, ia meminta kepada segenap pengurus FKPT untuk tidak mudah terprovokasi dengan hal itu. Sebab faktanya hingga saat ini, data menunjukkan masih ada orang yang terpapar COVID-19, yang meninggal dan sembuh.

Namun ia menegaskan agar selalu tetap waspada, karena COVID-19 bisa menjadi satu alat masuk bagi kelompok-kelompok tertentu, yang ingin menurunkan pemerintahan, bahkan untuk kepentingan sesuai pahamnya yakni mendirikan negara khilafah.

"Mau itu isu COVID-19, isu HIV, isu kesenjangan dan isu-isu lainnya selalu menjadi alat atau jalan masuk untuk memprovokasi dengan tujuan tersebut," kata dia.

Karena itu, ia menegaskan, seluruh jajaran pengurus FKPT di setiap provinsi harus mampu menjelaskan kepada masyarakat, terkait dengan adanya isu-isu di tengah pandemi, yang ujung-ujungnya ke arah tersebut.

Berkaitan dengan itu Ketua FKPT Sulteng Dr Muhd Nur Sangadji mengemukakan perlu adanya optimisme bersama bahwa dua virus mematikan radikalisme dan COVID-19, bisa dilawan dengan cara-cara yang arif dan bijak.

Namun, Nur Sangadji yang merupakan Akademisi Untad Palu mengemukakan cenderung adanya problem dalam penanganan masalah yakni pada dataran komunikasi dan kesiagaan.

"COVID-19 dengan aktor mikroorganisme, telah memporak-porandakan sendi kehidupan manusia dari berbagai sektor. Posisi lemah dan terbengkalai akan sangat mudah dimanfaatkan oleh aktor radikalisme untuk menyerang. Kesiagaan dan ketahanan solidaritas sosial menjadi taruhan," ujarnya.

 
Direktur Pencegahan BNPT Irjend Pol Hamli, dalam dialog online yang digelar BNPT kerjasama FKPT bertajuk " melawan dua virus mematikan radikalisme dan COVID-19", melalui aplikasi cisco webex meeting, Selasa. (ANTARA/Muhammad Hajiji)