Koleksi adibusana ini diilhami oleh tokoh-tokoh perempuan surealis seperti Dora Maar, Leonora Carrington dan Lee Miller. Chiuri menampilkan busana dalam skala mini yang dikenakan pada manekin seukuran boneka Barbie dan di tata dengan setting menyerupai markas Dior di Avenue Montaigne, Paris.
"Berpikir tentang kreativitas, bermimpi, sangat bagus, karena itu memberi Anda harapan untuk masa depan," kata Chiuri seperti dikutip laman Women Wear Daily, Senin.
Pagelaran busana adibusana secara fisik dibatalkan untuk musim ini akibat pandemi COVID-19, sehingga Chiuri kemudian memutuskan untuk membuat koleksi miniatur ini supaya mudah dibawa dan ditampilkan di mana saja.
“Selama lockdown, saya melihat banyak artikel tentang dunia digital, tetapi jujur, fesyen tidak hanya digital. Ini bukan sesuatu yang hanya bisa Anda lihat. Anda harus menyentuhnya, Anda harus melihat pengerjaan, terutama dalam adibusana,” jelasnya.
"Dengan cara ini kami dapat mengirim koleksi ini ke klien kami di seluruh dunia," tambah Chiuri.
Konsep ini mendapat inspirasi dari Théâtre de la Mode, teater keliling busana miniatur yang dirancang oleh Chambre Syndicale de la Couture Parisienne setelah Perang Dunia II untuk menghidupkan kembali industri yang rusak akibat perang.
Dior Haute Couture Ateliers membuat dua set dari 37 koleksi pakaian, masing-masing memiliki versi miniatur dengan ukuran 40 persen dari ukuran aslinya.
"Semua gaun miniatur itu benar-benar gaun adibusana. Kami membuatnya dalam proporsi nyata dengan tekstil asli, dengan keahlian nyata,” kata Chiuri.