Pemerhati: Anak kurang mampu sulit ikut pelajaran lewat daring

id Paud puspa manado, manado,anak-anak belajar covid

Pemerhati: Anak kurang mampu sulit ikut pelajaran lewat daring

Piet H Pusung (1)

Kami sangat prihatin, karena dengan kondisi pandemi virus corona (COVID-19), membuat aktivitas belajar harus dilakukan di rumah masing-masing dan secara online
Manado (ANTARA) - Pemerhati anak Manado Piet Hein Pusung sangat prihatin dengan anak-anak kurang mampu yang sulit mengikuti pelajaran secara daring karena keterbatasan fasilitas pendukung.

"Kami sangat prihatin, karena dengan kondisi pandemi virus corona (COVID-19), membuat aktivitas belajar harus dilakukan di rumah masing-masing dan secara online," kata Pusung, di Manado, Kamis.

Pusung mengatakan kondisi ini membuat sejumlah guru dan orang tua menyatakan khawatir dengan perkembangan akademik para siswa setelah diterapkannya pendidikan jarak jauh (PJJ) untuk menekan penularan COVID-19.

Dia mengatakan, keterbatasan fasilitas pendukung hingga ketidaksiapan siswa belajar di rumah, mengakibatkan capaian akademik siswa tertinggal.

"Ada orang tua siswa yang berharap anaknya segera kembali ke sekolah, tapi ada juga yang tidak sepakat kegiatan belajar secara tatap muka diberlakukan karena alasan kesehatan," kata Pusung yang juga sebagai Kepala Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Puspa di Manado, Sulut.

Pusung mengatakan di tahun ajaran baru ini PAUD Puspa belum bisa menerima siswa baru, karena kondisi saat ini yang tidak memungkinkan.

Dia menjelaskan PAUD Puspa dikhususkan untuk anak-anak kurang mampu tanpa harus membayar uang sekolah, namun dengan kualitas pendidikan yang tidak kalah dengan yang lain.

Saat ini, katanya, yang menjadi kendala ada banyak siswa yang tidak mengikuti pembelajaran secara daring karena sebagian besar orang tua tidak memiliki gawai pintar (smart phone).

Akibatnya, PAUD Puspa belum bisa menerima siswa baru.

Pusung mengatakan di Hari Anak Nasional (HAN) yang diperingati setiap tanggal 23 Juli, walaupun di tengah pandemi, diharapkan semangat untuk melindungi dan memberikan yang terbaik pada anak-anak Indonesia tidak luntur.

Walaupun dalam kondisi pandemi COVID-19, ia meminta agar anak-anak tidak sedih dan putus asa.

"Saat ini, anak-anak harus belajar, ibadah, main, olahraga di rumah sehingga tidak bisa berkumpul dengan teman-teman seperti biasanya. Meskipun kurang nyaman, bukan berarti harus sedih dan putus asa, harus tetap semangat dan kuat," katanya.

Kondisi saat ini, katanya, merupakan kesempatan bagi kita untuk saling menjaga agar terhindar dari COVID-19, apalagi pada anak-anak.*