Hari ini, kasus COVID-19 di Kota Palu rekor tertinggi 21 orang

id Sulteng ,Sandi ,Corona,Resesi

Hari ini, kasus COVID-19 di Kota Palu rekor tertinggi 21 orang

Ilustrasi - Pengendara sepeda motor melintas di depan gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Sulawesi Tengah yang dijadikan Rumah Sakit Darurat COVID-19 di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (6/10/2020). ANTARA/Basri Marzuki/hp.

Dua puluh satu orang itu merupakan pelaku perjalanan dari luar daerah termasuk ke daerah yang dinyatakan zona merah atau hitam penularan dan penyebaran COVID-19 dan juga orang-orang yang pernah melakukan kontak dengan pasien COVID-19
Palu (ANTARA) - Kasus harian COVID-19 di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah mencetak rekor tertinggi, Selasa dengan angka 21 orang terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan hasil pemeriksaan sampel usap (swab).

"Dua puluh satu orang itu merupakan pelaku perjalanan dari luar daerah termasuk ke daerah yang dinyatakan zona merah atau hitam penularan dan penyebaran COVID-19 dan juga orang-orang yang pernah melakukan kontak dengan pasien COVID-19," kata Ketua Tim Pengawasan (Surveilans) COVID-19 Kota Palu Dr. Rakhmat, Selasa petang.

Namun ia tidak merinci 21 orang itu berasal dari klaster mana saja dan tinggal di wilayah mana saja.

Ia berharap melonjaknya kasus COVID-19 di Palu hari ini menjadi pengingat bagi warga Palu agar waspada dengan ancaman penyebaran dan penularan COVID-19.

Kuncinya, lanjut Rokhmat, dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19.

"Cuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak. Jika disiplin menerapkan protokol tersebut tidak akan terpapar COVID-19. Jangan mengabaikan protokol tersebut," ujarnya.

Selain itu ia mengingatkan warga yang pernah melakukan kontak dengan pasien COVID-19 agar melapor ke petugas kesehatan terdekat itu merupakan salah satu cara paling efektif mencegah meluasnya penyebaran dan penularan COVID-19 di ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah tersebut.

"Biasanya saat diwawancara mereka (orang yang pernah masukan kontak dengan pasien COVID-19) tidak memberikan keterangan lengkap sehingga kami agak susah untuk mendeteksi siapa-siapa saja yang berpotensi terpapar COVID-19," tambahnya.

Saat ini 21 orang pasien COVID-19 itu menjalani isolasi secara mandiri maupun di pusat pelayanan kesehatan milik pemerintah daerah setempat.