Palu, (antarasulteng.com) - Wakil Kepala Staf TNI AD Letnan Jenderal TNI
Muhammad Munir mengtakan bahwa pasukan yang akan bertugas di perbatasan
Indonesia-Papua Nugini, salah satu tugasnya adalah menyadarkan pengikut
Organisasi Papua Merdeka (OPM).
"Cara-cara pendekatan secara persuasif lebih diutamakan," kata M
Munir usai memberikan pembekalan kepada 450 pasukan pengaman perbatasan
di Palu, Kamis.
Pada tahun-tahun sebelumnya juga ada pengikut OPM yang telah sadar
dan kembali bergabung dengan Indonesia berkat pendekatan yang dilakukan
pasukan pengamanan perbatasan.
Namun demikian segala risiko telah diantisipasi oleh pasukan tersebut, misalnya kalau terjadi kontak senjata.
Dia sendiri tidak berharap adanya serangan dari kelompok separatis bersenjata saat pasukan pengamanan bertugas.
Sebelumnya Komandan Korem 174/Anim Ti Waninggap Brigjen TNI
Supartodi meminta pasukan yang bertugas di perbatasan Indonesia-Papua
Nugini agar mengajarkan ilmu bercocok tanam kepada masyarakat setempat
untuk memanfaatkan lahan kosong.
"Apalagi di daerah sana biaya hidup mahal sehingga masyarakat harus
kreatif," kata Supartodi saat berkunjung ke Markas Yonif 711/Raksatama
Palu.
Masyarakat Merauke yang berada di perbatasan tersebut sebaiknya
dibiasakan untuk menanam berbagai sayur yang mudah tumbuh seperti cabe,
tomat, kangkung atau bayam.
"Itu semua untuk dimakan sendiri, dari pada beli di pasar yang harganya mahal," katanya.
Harga cabe atau tomat di Merauke rata-rata Rp5.000,00 per setiap tumpukan yang beratnya kurang dari 2 ons.
Selain itu, Supartodi juga meminta para prajurit itu untuk
mengajarkan warga sekitar untuk beternak ayam agar daging dan telurnya
bisa dimanfaatkan.
"Kalau bisa bawa telur dari sini, kemudian ditetaskan di sana menggunakan lampu," katanya.
Harga sebutir telur di Merauke bisa mencapai Rp5.000,00 sedangkan
harga seekor ayam mencapai Rp150 ribu untuk ukuran besar. (skd)
Wakasad Minta Pasukan Perbatasan Sadarkan Pengikut OPM
Cara-cara pendekatan secara persuasif lebih diutamakan