Ekonomi Sulteng Triwulan Iii/2014 Tumbuh 3,48 Persen

id ekonomi, sulteng

Ekonomi Sulteng Triwulan Iii/2014 Tumbuh 3,48 Persen

Ilustrasi (antara)

Palu,  (antarasulteng.com) - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah pada triwulan III/2014 tumbuh sebesar 3,48 persen dibandingkan triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.

"Namun apabila dibandingkan dengan triwulan III/2013, ekonomi Sulteng saat ini tumbuh 6,58 persen," kata Kepala BPS Sulawesi Tengah JB Priyono di Palu, Rabu.

Dia menyebutkan tiga sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada triwulan III/2014 adalah konstruksi sebesar 9,22 persen, pertambangan dan penggalian (6,19 persen), serta jasa-jasa (6,10 persen).

Sektor konstruksi tumbuh cukup tinggi karena pekerjaan proyek-proyek konstruksi sudah banyak terlaksana serta adanya pembangunan hotel yang relatif besar di Sulawesi Tengah.

Selain itu, terdapat pembangunan unit pemurnian logam (smelter) untuk pengolahan nikel di Kabupaten Morowali serta pembangunan jaringan listrik PLTA Sulewana di Kabupaten Poso yang turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Sementara peningkatan di sektor perdagangan, hotel dan restoran didorong oleh peningkatan volume perdagangan yang sejalan dengan peningkatan sektor kelompok produksi dan konstruksi serta impor dan ekspor.

Sementara struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha pada triwulan III/2014, sebagian besar didominasi sektor pertanian (34,50 persen), sektor jasa-jasa (18,66 persen), sektor perdagangan, hotel dan restoran (12,30 persen), serta sektor konstruksi (9,99 persen).

Kemudian sektor pengangkutan dan komunikasi (7,07 persen), sektor industri pengolahan (6,36 persen), sektor keuangan-real estat dan jasa perusahaan (5,49 persen), sektor pertambangan dan penggalian (4,91 persen), serta sektor listrik, gas dan air (0,71 persen).

Priyono juga menyebutkan pertumbuhan ekonomi triwulan III/2014 tersebut bersumber dari sektor pertanian (0,09 persen), jasa-jasa (1,0 persen), perdagangan hotel dan restoran (0,58 persen), serta konstruksi (0,81 persen).

Selanjutnya, sektor pengangkutan dan komunikasi (0,46 persen), industri pengolahan (0,07 persen), keuangan, real estat dan jasa perusahaan (0,17 persen), pertambangan dan penggalian (0,27 persen), dan listrik, gas dan air bersih (0,04 persen). (skd)