Anggota DPR Jaring Aspirasi Rakyat Sulteng

id Supratman, PLN, Gerindra

Anggota DPR Jaring Aspirasi Rakyat Sulteng

Nanti kita keliling di kabupaten menjaring aspirasi masyarakat. Misalnya, bidang energi, potensi apa di daerah kita. Apa masalahnya," kata anggota Komisi VII DPR RI Supratman Andi Agtas di Palu, Jumat.
Palu,  (antarasulteng.com) - Anggota DPR RI daerah pemilihan Sulawesi
Tengah pekan ini mulai menjaring aspirasi masyarakat di daerah setempat
terkait berbagai kebutuhan pembangunan nasional di berbagai sektor.

"Nanti kita keliling di kabupaten menjaring aspirasi masyarakat.
Misalnya, bidang energi, potensi apa di daerah kita. Apa masalahnya,"
kata anggota Komisi VII DPR RI Supratman Andi Agtas di Palu, Jumat.

Rencananya, kegiatan itu akan berlangsung hingga 16 Desember 2014
dan hasil-hasilnya akan dilaporkan ke komisi masing-masing.

Politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu mengatakan
sebagai anggota Komisi VII yang membidangi energi dan sumber daya
mineral dirinya lebih menitikberatkan pada sektor energi dan sumber daya
mineral namun bukan berarti tidak menampung masalah lain.

Supratman mengatakan masalah umum yang dihadapi Sulawesi Tengah saat
ini adalah keterbatasan listrik, namun terkait hal ini Komisi VII sudah
mendialogkan dengan jajaran Direksi PT PLN (Persero).

Salah satu poin penting dari dialog itu, kata dia, Komisi VII
meminta pembangunan transmisi untuk menyuplai listrik dari PLTA Sulewana
di Kabupaten Poso ke Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong.

Supratman mengatakan PLN menyanggupi 2015 pembangunan transmisi sudah tuntas.


Selain itu, kata Supratman, masalah penguasaan lokasi tambang yang
tidak dikelola oleh perusahaan tambang internasional seperti PT Vale
Indonesia yang menguasai puluhan ribu hektare lahan di Morowali.

Lahan tersebut merupakan Kontrak Karya Bahodopi dan Soroako yang
sebelumnya dimiliki PT International Nickel Indonesia Tbk, kini
diakuisisi oleh Vale.

Perusahaan yang bermarkas di Brasil tersebut merupakan perusahaan
raksasa terbesar kedua di dunia yang setiap tahunnya menyumbang lima
persen pasokan nikel dunia, namun hingga kini belum membangun pabrik
pengolahan di wilayah Sulawesi Tengah.(skd)Â