Kota Palu selama semester I tahun 2021 alami inflasi 0,52 persen

id BI, inflasi, kota palu, ekonomi, Sulteng

Kota Palu selama semester I tahun 2021  alami inflasi 0,52 persen

Ilustrasi- Teller menunjukkan uang rupiah yang ditransaksikan di Kantor Pusat BNI, Jakarta. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/kye

Palu (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Tengah mencatat pada semester I tahun 2021 atau periode Januari-Juni inflasi Kota Palu mengalami inflasi sekitar 0,52 persen.

"Bicara soal inflasi dapat dilihat dari dua sisi, yakni sisi daya beli masyarakat dan suplai barang. Dari pengamatan BI, daya beli masyarakat masih relatif rendah," kata Deputi Bidang Ekonomi dan Moneter BI Perwakilan Sulteng Viktor A Wibowo, di Palu, Selasa.

Dia mengemukakan rendahnya permintaan berkaitan dengan daya beli masyarakat yang relatif tertekan karena dipengaruhi sejumlah faktor seperti bencana alam, dampak pandemi COVID-19, sementara dari sisi suplai barang justru terjadi peningkatan.

Ia memaparkan jika dilihat dari 'year on yera' atau perbandingan harga tahun ini dengan tahun 2020 pada posisi bulan yang sama mengalami kenaikan inflasi 1,73 persen, tetapi per tahun 2021 baru berada di angka 0,52 persen atau relatif rendah.

"Inflasi rendah akan berdampak negatif terhadap produksi dan insentif produsen karena berbicara soal produsen, salah satunya berkaitan dengan penggajian karyawan dan pembiayaan lainnya. Saat inflasi relatif rendah dan kenaikan gaji karyawan di atas satu persen, produsen merasa rugi karena mereka minim insentif," ujarnya.

Ia memngatakan Kota Palu sebagai kota jasa sangat berpengaruh terhadap inflasi karena faktor pemicu tumbuhnya ekonomi perkotaan yang hanya mengandalkan sektor jasa harus mampu meningkatkan daya beli masyarakat atau permintaan barang.

"Berbeda dengan daerah penghasil, jika produksi suatu komoditas cukup tinggi, maka dampak pertumbuhan ekonomi lebih positif," ujar Viktor.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Kota Palu tahun ini masih potensial meningkat karena ada sejumlah sektor pendukung, seperti kegiatan konstruksi, apalagi saat ini masih dalam tahap rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana alam, perdagangan dan administrasi termasuk belanja jasa pegawai.

Ia menambahkan bila penanganan COVID-19 semakin menunjukkan progres yang baik secara nasional, salah satunya kegiatan vaksinasi mewujudkan antibodi masyarakat semakin kebal secara komunal atau herd immunity, tidak menutup kemungkinan arus barang masuk ke Palu semakin banyak.

Selan itu, Bank Indonesia juga memprediksi peluang pertumbuhan juga cukup meningkat karena Kota Palu sentral produsen, tentu akan menyuplai barang-barang ke daerah-daerah sekitar, begitu pun kegiatan konstruksi.

"Kami masih melakukan pengamatan, apakah nanti di semester dua tahun ini kegiatan konstruksi oleh pemerintah maupun masyarakat berjalan lebih cepat atau tidak. Peluang pertumbuhan ekonomi Kota Palu masih ada," demikian Viktor.