Dinkes Sulteng Data Organisasi Pegiat DBD

id dbd

Dinkes Sulteng Data Organisasi Pegiat DBD

Ilustrasi (antaranews)

Palu,  (antarasulteng.com) - Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah sampai saat ini terus melakukan pendataan terkait organisasi dan pegiat kesehatan khususnya dalam penanganan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Kadis Kesehatan Sulteng Anshayari Arsyad di Palu, Kamis, mengatakan bahwa pihaknya belum mengetahui berapa data pasti untuk pegiat yang bekerja langsung di masyarakat.

Adanya peran pegiat dalam membantu menyosialisasikan Perilaku Hidup Sehat (PHS) bahkan sampai memberikan bantuan pengasapan (fogging) di lokasi terindikasi adanya penyakit DBD.

"Kami terus mendata mereka, sehingga bisa mengsinkronkan antar program yang dilakukan," ujarnya.

Menurut Anshayari, sampai saat ini upaya yang dilakukan pihaknya dalam penanganan kasus DBD, dengan terus menyampaikan pada masyarakat untuk lebih berhati-hati menjelang musim hujan.

"Musim hujan sangat berbahaya bagi masyarakat, apalagi penyebaran beberapa penyakit menular," katanya.

Ia menambahkan masyarakat juga harus dapat menjaga PHS seperti makan, minum dan kebersihan lingkungan.

Ia menjelaskan bahwa lingkungan sendiri terbagi menjadi dua yakni lingkungan disekitar kita dan lingkungan umum. Karena penularan penyakit lebih sering terjadi melalui vektor yang berada di lingkungan seperti lalat dan nyamuk.

Kemudian upaya lain dilakukan dengan terus melaksanakan pemantauan di daerah. Pihaknya sendiri telah memiliki sistem kewaspadaan dini.

"Dengan adanya sistem tersebut, laporan dari daerah setiap hari terus masuk. Sehingga kalau nantinya terlihat ada peningkatan penyakit, maka kami langsung mengantisipasi," katanya.

"Ada Unit Pelaksana Teknis yang bertanggung jawab langsung yakni UPT Surdatin," ujarnya.

Sebelumnya Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Sulteng, dr Muh Saleh Amin mengatakan sampai November 2015, pihaknya telah mendata sebanyak 1.573 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan 11 penderita meninggal dunia.

Untuk Kota Palu sebanyak 650 kasus dan meninggal 3 orang. Parigi Moutong sebanyak 16 kasus dengan 2 orang meninggal. Poso sebanyak 179 kasus dengan 2 orang meninggal. Morowali 81 kasus, Morowali Utara 26 kasus, Banggai 21 kasus, Banggai Kepulauan 2 kasus, Banggai Lait tidak ada, Tolitoli 220 kasus dengan 2 orang meninggal, Buol 231 kasus dengan satu orang meninggal dan Sigi 103 kasus dengan satu orang meninggal.

"Untuk Kabupaten Donggala laporan masih sampai November dengan 18 kasus dan Tojo Una-una dengan 26 kasus, tidak ada yang meninggal dunia," kata Amin.