Bulog: Pasokan minyak curah di Sulteng belum tersedia

id Minyak curah, Bulog, David Susanto, minyak goreng, minyak langkah, Sulteng, bahan pokok

Bulog: Pasokan minyak curah di Sulteng belum tersedia

Kepala Bulog Wilayah Sulteng, David Susanto. ANTARA/Muhammad Izfaldi

Palu (ANTARA) -

Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sulawesi Tengah masih menunggu pasokan minyak goreng untuk didistribusikan ke 13 kabupaten/kota di provinsi itu.
 
"Kami masih menunggu pasokan dari pihak PT Tanjung Sarana Lestari yang ditunjuk sebagai produsen untuk melakukan pengadaan minyak curah bagi Sulteng," kata Kepala Perum Bulog Sulawesi Tengah David Susanto di Palu, Selasa.

Ia mengemukakan, pihaknya terus berupaya membangun komunikasi dengan produsen namun belum ada informasi lebih lanjut menyangkut pasokan minyak curah, termasuk informasi kuota.
 
Secara prinsip, sarana yang akan menjadi tempat penampungan sementara minyak curah sebelum disalurkan ke distributor tidak begitu berpengaruh.
 
Bulog telah memastikan memiliki tempat yang cukup besar untuk menampung total minyak curah yang akan menjadi kuota tetap mereka.
 
"Kalau nanti pasokan tiba misalnya sampai 5.000 liter, kami siap menampung sementara, dan tempatnya pun sangat memadai," ucap David.
 
Menurutnya, produk yang banyak beredar di pasaran yakni minyak goreng dalam kemasan, namun kondisi saat ini harga minyak goreng melambung tentu juga berdampak pada pasokan minyak goreng curah, karena sumbernya dari industri yang tidak terlalu besar.
 
Bahkan di situasi seperti ini, katanya, boleh jadi minyak curah yang saat ini beredar di pasaran berasal dari minyak kemasan premium yang dikemas kembali ke ukuran kecil menjadi curah.
 
"Sejauh ini komunikasi kami dengan produsen minyak goreng baik. Kami terus berupaya  agar harga produk ini bisa kembali normal," tambahnya.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Sulteng Dony Iwan Setiawan mengemukakan, fenomena yang saat ini terjadi adalah minyak kemasan premium yang dikemas kembali ke bentuk sederhana menjadi minyak curah bantal.
 
"Minyak curah seperti itu ada di pasar, dan kami menemukannya. Pedagang mengakuinya, karena memang pedagang menyampaikan itu menyesuaikan juga dengan daya beli masyarakat," tutur Dony.

Ia menyebut, tiga pihak yang akan menjadi pemimpin dalam pendistribusian minyak curah yakni PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dan Badan Urusan Logistik (Bulog) wilayah Sulteng.

"Tiga komponen ini yang mendapat delegasi menjadi pihak yang akan mendistribusikan produk tersebut dan kami sudah berkoordinasi untuk memetakan titik-titik penampungan sementara dari produsen sebelum diedarkan ke pasar-pasar," demikian Dony.