IHSG diprediksi variatif seiring optimisme The Fed akan 'dovish'

id IHSG,Indeks Harga Saham Gabungan,Bursa Efek Indonesia,saham

IHSG diprediksi variatif seiring optimisme The Fed akan 'dovish'

Ilustrasi - Sejumlah pengunjung duduk berlatar belakang pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aa. (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)

Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat diprediksi bergerak variatif seiring optimisme bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed akan melonggarkan kebijakan moneter (dovish)

IHSG dibuka melemah 19,86 poin atau 0,29 persen ke posisi 6.938,15. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 4,31 poin atau 0,47 persen ke posisi 916,09.

"Perdagangan IHSG hari ini akan dihiasi data-data penting yang diprediksi dapat membuat pasar lebih volatile,” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.

Dari mancanegara, komentar The Fed pada Kamis (16/11) yang bernada dovish akan memberi sentimen positif.

Presiden Fed Cleveland Mester memberi isyarat mendukung The Fed untuk menghentikan sementara kenaikan suku bunga dengan mengatakan bahwa suku bunga saat ini memposisikan The Fed dengan baik.

Pasar memperkirakan peluang 0 persen untuk kenaikan suku bunga 25 basis poin pada FOMC berikutnya 12-13 Desember, dan peluang 0 persen untuk kenaikan suku bunga 25 basis poin pada FOMC berikutnya pada 30-31 Januari 2024.

Dari dalam negeri, pemda DKI Jakarta rencananya akan menggelar sidang Dewan Pengupahan untuk menentukan nilai upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta 2024 hari ini, Jumat (17/11).

Rapat tersebut akan menghadirkan beberapa unsur elemen terkait, seperti pakar independen, universitas, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pusat Statistik (BPS), unsur serikat buruh, unsur pengusaha dari Apindo dan Kadin, serta unsur pemerintah.



Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan upah tertinggi sepanjang sejarah DKI Jakarta terjadi pada 2013 lalu.

Sementara itu, bursa saham AS berakhir variatif pada Kamis (16/11), merespon laporan hasil pendapatan perusahaan yang mengecewakan dan melemahnya harga minyak mentah.

Imbal hasil Treasury pemerintah AS dan Eropa pada Kamis bergerak lebih rendah. Yield T-note 10 tahun turun minus 8,8 basis poin menjadi 4.443 persen.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei menguat 21,90 poin atau 0,07 persen ke 33.446,30, Indeks Hang Seng melemah 293,40 poin atau 1,65 persen ke 17.539,42, Indeks Shanghai melemah 11,29 poin atau 0,37 persen ke 3.039,64, dan indeks Straits Times melemah 21,24 poin atau 0,68 persen ke posisi 3.111,81.