Tono Guru Kampanye Antitawuran Lewat lagu

id lagu, tawuran, pelajar

  Tono Guru Kampanye Antitawuran Lewat lagu

Siswa SMA Negeri 70 Jakarta FT alias Doyok dengan pengawalan ketat petugas kepolisian memasuki Mapolres Metro Jakarta Selatan, Kamis (27/9). FT menjadi tersangka pembunuhan dalam tawuran mengakibatkan siswa SMA Negeri 6 Jakarta Alawy Y Putra meninggal dunia. (ANTARA/ Dhoni Setiawan)

Keinginan saya pesan ini didengar oleh siswa di seluruh Indonesia, betapa sedihnya saya sebagai pengajar dan betapa pengorbanan orang tua sia-sia bila anaknya berlaku yang tidak positif dalam hal ini terlibat tawuran," kata pria yang berdomisili di J
Didasari perasaan prihatin atas maraknya fenomena tawuran pelajar di sejumlah kota di Indonesia, Tono (45) atau yang akrab dipanggil "Tono Guru" menyampaikan pesan antitawuran melalui lagu "Janganlah Kau Tawuran".

"Lagu ini bentuk keprihatinan saya sebagai guru SD di daerah terpencil terhadap fenomena tawuran siswa di sejumlah kota, padahal kami mendidik mereka bukan untuk jago-jagoan seperti itu," kata Tono Guru.

Pria yang menjadi guru kelas di SD Cadasmulya Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat itu secara khusus membuat naskah lagi itu sebagai bentuk keprihatinan.

Dengan kemampuan IT yang pas-pasan, Tono juga membuat aransemen dan videoklip dalam VCD yang diolahnya dalam komputer di rumahnya. Maka lagu dengan lirik sarat pesan moral antitawuran itu berhasil dikemasnya dalam sebuah cakram padat.

"Awalnya saya bikin berbahasa Sunda, namun agar pesan bisa dicerna oleh pelajar di seluruh Indonesia saya pakai Bahasa Indonesia di liriknya," katanya.

Sebagian baitnya antara lain "Jalan jalan baku hantam, korban berjatuhan, jangan sampai kau menyesal, orang tuamu susah payah cari nafkah, untuk sekolahkan dirimu.....".

Lagunya sangat mudah dicerna melalui klip yang dibuatnya dengan latar belakang lingkungan di Kampung Cadasgorowong, desa para pemahat batu di Padalarang.  Ia sengaja mengambil gambar latar pekerjaan para orang tua di tebing-tebing batu agar jerih payah mereka dicerna oleh para siswa dan menghindari tawuran.

"Saya gambarkan orang tua banting tulang cari nafkah, sehingga anak-anak sadar atas pengorbanan mereka dan menjauhi hal-hal yang negatif," kata suami dari Ny Tatat Setianingsih itu.

Dalam klip itu, ia menyanyikan langsung dengan gaya yang sederhana. Namun dari wajahnya ia tidak bisa menyembunyikan keprihatinan sehingga membawa emosinya untuk memberi penekanan pada pesan yang disampaikanya.

Tergiring untuk segera menyampaikan pesan lewat lagunya yang khas  dan dibawakan dengan pakaian PNS warna cream, VCD rekaman itu dikirimkannya ke Stasiun Bandung TV, Senin (1/10). Untuk memperluas pesannya, ia juga mengunduhnya ke jejaring sosial.

"Keinginan saya pesan ini didengar oleh siswa di seluruh Indonesia, betapa sedihnya saya sebagai pengajar dan betapa pengorbanan orang tua sia-sia bila anaknya berlaku yang tidak positif dalam hal ini terlibat tawuran," kata pria yang berdomisili di Jalan Purwakarta Kampung Cihaliwung Atas Desa Kertamulya Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat itu.

Terkait dengan lagu "Janganlah Kau Tawuran", merupakan lagu pertama yang digubah oleh seorang pendidik yang justru bertugas di daerah pinggiran. Namun lagu itu bukan lagu pertama yang diciptakan oleh guru yang memiliki latar belakang pendidikan Seni Budaya dan Kebudayaan (SBK) itu.

"Saya sudah sering menciptakan lagu dan aransemennya sendiri, namun hanya dinyanyikan di rumah bersama istri saya. Namun untuk lagu ini saya terpanggil untuk menyosialisasikannya kepada masyarakat," kata Tono yang mengaku sudah 25 tahun mengajar itu.

Tono berharap banyak lagunya bisa menyebar luas dan didengar oleh para siswa di seluruh Indonesia. Ia juga tidak keberatan bila ada produser yang berminat dengan lagunya tersebut, karena ia juga mengaku memiliki beberapa lagu lainya.

"Misi saya pesan itu sampai dan membuat mereka sadar dan tidak ada lagi kekerasan di jalanan yang dilakukan oleh para siswa," kata Tono Guru menambahkan. (S033)