Sulteng Miliki Potensi Batu Bara

id batu bara

Sulteng Miliki Potensi Batu Bara

Batu Bara(FOTO ANTARA/Asep Fathulrahman)

Palu,  (antarasulteng.com) - Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sulawesi Tengah Yanmar Nainggolan menyatakan daerahnya memiliki potensi mineral batu bara, selain pertambangan nikel yang telah diolah saat ini.

Potensi mineral Batu bara di Sulteng dapat ditemukan di sejumlah kabupaten di antaranya Kabupaten Sigi, Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo. Daerah tersebut, berdasarkan hasil analisa laboratorium PT Sucofindo, terdapat "Browncoal" dengan ketebalan di atas 100 meter, pada areal seluas 800 hektare, kata Yanmar Nainggolan di Palu, Selasa.

Ia mengatakan hal itu merupakan Contoh yang diambil pada kedalaman di bawah enam meter dari top soil, potensinya sekitar 2.900 kkal hingga 3.500 kkal.

Di Kabupaten Morowali, Desa Tomata, Kecamatan Petasia, dengan tebal lapisan 0,3 sampai 1,0 meter, pada tanah jenis gambut, lignit dan dengan potensi "Browncoal".

Di Kabupaten Donggala, Desa Toaya, Kecamatan Sindue ketebalan sekitar 0,35 meter, pada areal sekitar 15 hektare, dengan nilai kalori 4.130 kkal.

Kemudian Kabupaten Banggai Kepulauan di daerah Tatarandang, Kecamatan Bulagi, tebal lapisan sekitar 1,5 meter, dengan kadar kalori sekitar 5.600 kkal. Selain itu, di daerah Paisubatu dan Lalengan, Kecamatan Buko, dengan lapisan sekitar 20 centimeter hingga dua meter, dengan nilai kalori sekitar 5.700 kkal.

Selanjutnya di Kabupaten Buol, Desa Lamadong, Kecamatan Leok, terdapat sisipan pada perlapisan breksi/tufa vulkanik, dengan tebal bervariasi sekitar satu meter hingga dua meter, dengan kadar di bawah 4.500 kkal, pada luasan di bawah 250 hektare.

Masih di Kabupaten Buol, di Desa Pinamula Airpanas, Kecamatan Momunu, sisipan lensa pada tufa vulkanik sekitar 0,5 meter, dengan kadar sekitar 5967 kkal, pada Luas dibawah 500 hektare.

Batu bara merupakan sedimen yang dapat terbakar dan merupakan bahan bakar fossil paling banyak.

Bahan organik yang terakumulasi dalam rawa-rawa dinamakan peat, kemudian mengalami penimbunan dan diagenesis menjadi batu bara atau coal. (skd)