Luhut akan matangkan komitmen investasi BRI China

id luhut

Luhut akan matangkan komitmen investasi BRI China

Menko Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Jakarta,  (Antaranews Sulteng) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan akan mematangkan komitmen investasi China dalam skema kerja sama internasional Belt and Road Initiative (BRI).

Sebelum berangkat ke China untuk membahas hal tersebut, Luhut menggelar rapat koordinasi yang dihadiri Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Kamis.

"Tadi kami rapat persiapan kunjungan Pak Menko ke China. Kita menyiapkan daftar proyek-proyek yang 'ready' (siap), yang 'feasible' (telah memiliki studi kelayakan) untuk nanti ditawarkan ke investor potensial di sana," katanya.

Bambang menjelaskan sejumlah proyek yang akan ditawarkan antara lain Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara, pelabuhan yang terintegrasi dengan kawasan industri Bitung di Sulawesi Utara dan pembangkit listrik tenaga air di Kalimantan Utara.

Meski belum dapat memperkirakan nilai total investasi yang ditawarkan, Bambang mengatakan fokus utama kunjungan tersebut adalah menyampaikan daftar proyek yang ditawarkan.

"(Model pembiayaan) akan didorong lebih ke B to B maupun PPP (public private partnership)," ungkapnya.

Senada dengan Bambang, Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo mengatakan ada sejumlah proyek infrastruktur perhubungan yang memang ditawarkan nanti, terutama di Sumatera Utara dan Sulawesi Utara.

Proyek di Sumatera Utara, menurut dia, terkait dengan Pelabuhan Kuala Tanjung yang terintegrasi dengan kawasan industri Sei Mangkei dan Kuala Tanjung Industrial Estate.

Ada pun di Sulawesi Utara, pemerintah juga akan mendorong  pengembangan Bandara Manado karena letak geografisnya yang strategis dari China maupun Jepang, meski masih terdapat hambatan.

"Ini seharusnya bisa kita kembangkan jadi satu bandara internasional yang besar. Kalau di Manadonya tidak memungkinkan, kita cari lokasi di Sulut yang memungkinkan untuk itu," katanya.