Dinkes: Kesadaran dan peran serta masyarakat kunci pemberantasan DBD di Palu

id Dinkes Palu,Palu,Kota Palu,DBD

Dinkes: Kesadaran dan peran serta masyarakat kunci pemberantasan DBD di Palu

Ilustrasi, penyakit demam berdarah dengue (DBD) (pixabay.com) (pixabay.com/)

Palu  (Antaranews Sulteng)- Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) tidak akan bisa diberantas jika masyarakat tidak sadar akan bahaya yang diakibatkan gigitan nyamuk aedes aegypti pembawa virus dengue tersebut.

"Intinya kesadaran dan peran serta masyarakat merupakan kunci pemberantasan penyakit DBD. DBD tidak akan bisa diberantas jika masyarakat tidak sadar dan berperan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Palu Huzimah, Sabtu (9/2).

Dinkes Palu kata Huzaimah terlah berupaya ssmaksimal mungkin untuk mencegah pertambahan dan mengurangi penderita DBD di Palu, di antaranya dengan melakukan sosialisasi melalui pihak puskesmas, kelurahan dan kecamatan.

Namun sosialisasi lanjut Huzaimah tidaklah cukup jika tidak dibarengi peran serta masyarakat dalam mencegah persebaran virus dengan perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.

"Masyarakat harus menerapkan 3M untuk mencegah DBD menjangkit tubuh kita. 3M itu yakni menutup, menguras dan mengubur,"kata Huzaimah.

Lebih lanjut Huzaimah menjelaskan menutup yang dimaksud yakni menutup segala tempat yang bisa menampung air, baik di dalam maupun di luar rumah. 

Jika tidak diperlukan, tengkurapkan wadah-wadah yang bisa menampung air di luar rumah agar tidak tergenangi air hujan. Nyamuk betina memanfaatkan air yang tergenang sebagai tempat bertelur.

Selanjutnya kata Huzaimah menguras, yaitu menguras tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, akuarium, dan vas bunga satu hingga dua kali seminggu. 

"Siklus metamorfosis nyamuk, mulai dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa, berlangsung selama 8-10 hari. Dengan mengosongkan tempat-tempat penampungan air secara berkala, kita memutus siklus hidup nyamuk,"jelas Huzaimah.

Yang terakhir yaitu mengubur. Kuburlah sambung Huzaimah, semua benda yang bisa menampung air, seperti kaleng bekas atau wadah plastik. Namun, dalam gerakan 3M yang telah diperbaharui – 3M plus, M yang ketiga ini tidak lagi dianjurkan karena menimbulkan polusi tanah. 

"Kini, pemerintah menganjurkan untuk mendaur ulang sampah-sampah yang bisa menampung air,"ucap Huzaimah.

Huzaimah menambahkan agar selalu memakai obat anti nyamuk atau lotion anti nyamuk untuk mencegah nyamuk mengigit tubuh. Jika ada kelambu lebih baik dan selalu dipakai saat tidur.

Huzaimah yakin jika perilaku-perilaku tersebut diterapkan tidak akan ada masyarakat yang terjangkit penyakit DBD.

Hingga kini Dinas Kesehatan Kota Palu mencatat sedikitnya dua orang meninggal dan 48 lainnya tengah dirawat akibat terserang Demam Berdarah Dengue (DBD).

Huzaimah mengatakan mereka meninggal akibat virus dengue dari gigitan nyamuk aedes aegypty yang sudah menyebar ke seluruh bagian tubuh dan menyebabkan trombosit darah menurun drastis sehingga mengakibatkan pendarahan di dalam tubuh.

Sementara 48 lainnya kata Huzaimah, tengah dirawat intensif dan mendapat penanganan medis dari pihak rumah sakit.