Mahasiswa IAIN Palu kuliah dikelas darurat pascalima bulan tsunami

id IAIN PALU

Mahasiswa IAIN Palu kuliah dikelas darurat pascalima bulan tsunami

Mahasiswa dan dosen IAIN Palu melangsungkan kuliah di kelas-kelas darurat (Antaranews/Muhammad Hajiji)

Palu (ANTARA) - Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah, kuliah di kelas-kelas darurat pascalima bulan gempa dan tsunami menerjang kampus tersebut pada Jumat 28 September 2018.

"Semangat para dosen dan mahasiswa tidak surut, sekalipun proses kuliah berlangsung di kelas-kelas darurat," ucap Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga IAIN Palu, Dr Abidin Djafar, di Palu, Senin.

Pantauan Antara di IAIN Palu, sebagian besar kelas darurat yang jumlahnya hampirr mencapai 50 kelas, semuanya hampir terisi digunakan untuk proses perkuliahan pada, Senin 11/3.

Kelas-kelas darurat itu, sebagiannya di bangun menggunakan papan setinggi kurang lebih 1 meter untuk dinding, sementara tiang menggunakan kayu, dan atap menggunakan terpal.

Sebagian kelas darurat lainnya, berdindingkan tripleks setinggi 1,5 meter, tiangnya menggunakan rangka baja dan atap rangka baja ringan.

Dinding kelas darurat tidak tertup full, hal itu merupakan bagian dari desain dalam pembangunan kelas darurat, yang salah satu tujuannya agar ada sirkulasi udara serta mahasiswa dan dosen tidak kepanasan dalam proses pembelajaran.

Umumnya lantai dari kelas-kelas darurat itu di cor kasar, sebagiannya tidak atau berlantai-kan tanah, sebagiannya lagi menggunakan paping sebagai lantai kelas.
 
Mahasiswa dan dosen IAIN Palu melangsungkan kuliah di kelas-kelas darurat (Antaranews/Muhammad Hajiji)

Kondisi yang jauh dari memadai itu, tidak membuat Civitas Akademik IAIN Palu patah semangat dalam upaya mencerdasarkan kehidupan bangsa pascabencana tsunami menerjang.

"Perkuliahan yang berlangsung di kelas-kelas darurat, hal itu menjadi salah satu simbol bahwa IAIN Palu komitmen membangun peradaban manusia pascabencana," ujar Abidin.

Jumlah mahasiswa IAIN Palu pascabencana tsunami kurang lebih 7.000 mahasiswa yang merupakan akumulasi keseluruhan mahasiswa strata satu dan dua.

Dengan jumlah tersebut, maka IAIN Palu kekurangan kelas dalam upaya peningkatan sumber daya manusia dan keterampilan mahasiswa.

Hal itu karena, saat gempa dan tsunami menghantam Kota Palu termasuk IAIN Palu, kampus tersebut mengalami kerusakan yang sangat parah. Tercatat sekitar 50 kelas rusak total.

Pascabencana tersebut, IAIN Palu melakukan rehabilitasi dan rekontsruksi bangunan gedung menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sekitar Rp30 Miliar. Dengan anggaran tersebut, IAIN Palu membangun kembali gedung rektorat dan gedung Fakultas Ekonomi Bisnis Islam.

Kegiatan itu, belum termasuk dengan kegiatan rehabilitasi dan rekonstrruksi yang dilangsungkan oleh Kementerian PUPR dengan anggaran kurang lebih sekitar Rp 40 miliar.