Basarnas Palu telah tangani 15 kali kecelakaan pelayaran

id Basarnas, kecelakaan pelayaran, palu

Basarnas Palu telah tangani 15 kali kecelakaan pelayaran

KM SAR Bhisma milik Kantor Basarnas Palu berlayar menuju Pelabuhan Luwuk Banggai, Sulawesi Tengah, guna mendukung patroli laut dan operasi SAR, Ahad (2/6/2019). (ANTARA/HO-Basarnas Palu)

Kasus kecelakaan pelayaran terbanyak di Kabupaten Banggai dan sekitarnya
Palu (ANTARA) - Kantor Basarnas Palu, Sulawesi Tengah, selama delapan bulan terakhir menangani sedikitnya 15 kali kasus kecelakaan pelayaran di perairan provinsi itu.

"Kasus kecelakaan pelayaran terbanyak di Kabupaten Banggai dan sekitarnya," kata Kepala Kantor SAR Palu Basrano, di Palu, Ahad.

Kasus yang banyak menelan korban jiwa yakni kecelakaan pelayaran menimpa kapal KM Lintas Timur di perairan Selat Taliabo yang membawa 18 Anak Buah Kapal (ABK) dan hingga hari terakhir operasi SAR, hanya dua korban di temukan, satu orang selamat dan satu lagi meninggal dunia, sedangkan 16 orang lainnya tidak ditemukan hingga kini pada awal Juni 2019.

Pada bulan Mei, Basarnas Palu melakukan operasi SAR terhadap KM Harum Manis yang mengalami masalah teknis di perairan laut Badan Kabupaten Morowali yang membawa 12 orang penumpang. Dalam kecelakaan itu, semua penumpang selamat.

Demikian pula operasi SAR terhadap KM Indriani 99 GT 22 pada bulan Agustus dan menelan empat korban, tiga diantaranya selamat dan satu dinyatakan meninggal di perairan Selat Makassar Kebupaten Tolitoli.

"Kantor SAR Palu di perkuat 65 personel yang siap melakukan operasi jika sewaktu-waktu di butuhkan," ujar Basrano.

Dia memaparkan, saat ini kebutuhan peralatan pendukung operasi SAR laut yang dimiliki Basarnas Palu diantaranya, KN SAR Bhisma yang bersiaga di perairan Kabupaten Banggai, dua unit Rigid Indlatable Boat atau perahu karet.

"Jumlah perahu itu di nilai belum cukup, kami masih butuh tiga unit untuk mendukung kegiatan operasi di laut," katanya menambahkan.

Lebih lanjut dia menjelaskan, saat ini Basarnas telah memiliki dua Pos SAR berada di Kabupaten Banggai dan Parigi Moutong di tambah dua unit siaga SAR di Kabupaten Tolitoli dan Morowali.

Empat daerah ini dipilih guna memudahkan akses jika sewaktu-waktu digelar operasi SAR, mengingat kondisi geografis Sulawesi Tengah yang berbukit serta memiliki perairan yang cukup luas.*