Menristek: Indonesia punya kemampuan untuk kelola nuklir

id menristek bambang,bambang ps brodjonegoro,pltn

Menristek: Indonesia punya kemampuan untuk kelola nuklir

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro berbicara kepada ANTARA usai menghadiri seminar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Sebuah Keniscayaan di Fakultas MIPA Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Rabu (13/11/2019). (ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak)

Percayalah bahwa bangsa Indonesia sudah punya kemampuan untuk mengelola nuklir untuk kepentingan masyarakat
Depok (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan Indonesia memiliki kemampuan untuk mengelola nuklir demi kepentingan pembangunan nasional dan kesejahteraan masyarakat termasuk dalam mengembangkan energi listrik melalui pemanfaatan teknologi nuklir.

"Percayalah bahwa bangsa Indonesia sudah punya kemampuan untuk mengelola nuklir untuk kepentingan masyarakat," kata Bambang kepada ANTARA usai menghadiri seminar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Sebuah Keniscayaan di Fakultas MIPA Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Rabu.

Menurut Menristek, sosialisasi dan diseminasi pemanfaatan nuklir dan keamanan nuklir harus dilakukan kepada seluruh masyarakat Indonesia sehingga memberikan wawasan bagi yang belum memahami bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir aman dan dapat menghasilkan listrik untuk kebutuhan nasional.

Dia mengatakan setelah menguasai teknologi nuklir, maka harus juga dikuasai aspek pemeliharaan PLTN dan keamanan PLTN dengan pemanfaatan komponen dalam negeri yang lebih tinggi.

Menristek Bambang mendorong agara Badan Tenaga Nuklir Nasional terus memperbarui kecanggihan teknologi dengan mengadopsi teknologi yang terbaru. Indonesia juga bisa belajar dari pengembang PLTN di luar negeri dalam rangka penguatan persiapan diri jika sewaktu-waktu PLTN harus segera dibangun.

Terkait dengan pembangunan PLTN di Kalimantan Barat, Menristek Bambang menuturkan perlu ada pemahaman dan sosialisasi kepada masyarakat setempat agar seluruh warga di sana menerima PLTN.

"Perlu dijelaskan bahwa dunia sudah berbeda sekarang teknologi nuklir buktinya dipakai di mana-mana dan insidennya juga sekarang sudah sangat kecil dan bisa di-'handle' (ditangani), yang paling penting adalah kemampuan kita menjaga dan memelihara," tuturnya.