Pengadaan beras di Sulteng baru 15 ton

id Bulog, beeras

Pengadaan beras di Sulteng baru 15 ton

Kabid Pelayanan Publik dan OPP Perum Bulog Sulteng, Amir Sube (Anas Masa) (Anas Masa/)

Palu (ANTARA) - Bulog Sulawesi Tengah mengklaim realisasi pengadaan beras untuk kebutuhan stok nasional di daerah itu hingga kini baru sekitar 46 persen dari target yang ditetapkan pada musim panen 2019 sebanyak 32.673 ton.

"Kita baru membeli 15 ribu ton," kata Kepala Bidang Pelayanan Publik dan OPP Perum Bulog Sulteng, Amir Sube di Palu, Selasa.

Ia menjelaskan masih minimnya hasil pengadaan beras di daerah ini dikarenakan kualitas beras produksi petani yang belum mampu memenuhi standar pembelian yang ditetapkan.

Bulog dalam membeli beras petani mengacu kepada standar kualitas yang ditetapkan.

 "Kami tidak mungkin membeli beras dibawah standar yang dipersyaratkan," kata dia.

Kualitas beras di daerah ini masih sulit bersaing dengan produksi petani di daerah lain seperrti di Sulsel yang rata-rata kualitasnya jauh di atas karena memang mereka didukung dengan sarana pascapanen yang nmemadai.

Misalkan, rata-rata penggilingan di daerah itu sudah double pass dan memiliki lantai jemur memadai untuk mengeringkan gabah.

Sedangkan di Sulteng penggilingan masih one pass dan juga lantai jemur rata-rata hanya menggunakan terpal.

 "inilah salah satu kendala yang dihadapi Bulog Sulteng untuk bisa memenuhi target pengadaan beras, sebab terkait dengan kualitas beras yang dihasilkan petani," ujarnya.

Pemerintah daerah harus mendorong agar petani bisa meningkatkan kualitas produksi selain menggunakan sarana produksi pertanian yang memadai seperti benih, pupuk dan penggunaan obat-obatan sesuai dengan petunjuk, juga harus memiliki sarana pasca panen yakni penggilingan dan lantai jemur yang memadai sehingga kualitas beras akan meningkat lebih baik lagi.

"Kalau kualitasnya memenuhi standar, Bulog dip[astikan membeli sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah," kata dia.

Selain itu, petani juga akan mendapatkan penghasilan yang lebih baik, sebab harga beras di pasaran tentu akan lebih tinggi karena mutunya lebih bagus.

Bulog Sulteng, tambah Amir tidak akan perrnah menolak jika beras yang dihasilkan petani dan dijual kepada Bulog benar-benar kualitasnya sesuai standar.

"Tapi kalau kualitasnya dibawah standar, jelas Bulog menol;ak untuk membelinya," kata Amir.