Aji Minta Polisi Lindungi Wartawan

id riski, aji

Aji Minta Polisi Lindungi Wartawan

Ketua AJI Kota Palu Riski Maruto (Riski)

Laporkan ke polisi dengan bukti sms
Palu, (antarasulteng.com) - Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Palu, Riski Maruto mengatakan polisi sebaiknya memberikan pengamanan ekstra kepada wartawan di Tolitoli, Sulteng.

Hal tersebut dikemukakan Riski di Palu, Selasa, terkait dengan adanya ancaman berupa teror melalui pesan singkat (sms) kepada wartawan di Tolitoli, yang dalam beberapa hari terakhir kerap memberitakan dugaan pemberian komisi proyek APBN 2012 kepada anak bupati.

Riski mengatakan, AJI mengecam ancaman tersebut dan meminta kepada wartawan yang tergabung dalam Koalisi Wartawan Tolitoli (Kawat) melaporkan kasus itu kepada polisi setempat.

"Laporkan ke polisi dengan bukti sms. Wartawan jangan takut beritakan kebenaran, meski berisiko bagi wartawan," kata wartawan Antara Biro Sulawesi Tengah itu.

Adapun isi pesan singkat tersebut adalah : "he.. Tai sapi snua ngoni di kawat. Kalo sampe esar ngoni beritakan lg, awas ngoni kita bakar itu kawat (He.. Tai sapi semua kalian di Kawat. Kalau sampai Esar masih kalian beritakan lagi, awas kalian, kita bakar itu Kawat).

Isi pesan singkat lainnya adalah : "awas ngoni kita dapat, kita mo kase cedra, kalo perlu kita bunuh (awas kalian kita dapat kita mau kasih cedera. Kalau perlu kita bunuh)".

Koordinator Kawat Tolitoli Rahmadi Manggona mengatakan pihaknya telah melaporkan ancaman tersebut kepada polisi.

Rahmadi meminta agar polisi melacak pelaku teror yang tidak dikenal tersebut, karena meresahkan wartawan.

Munculnya ancaman kepada wartawan tersebut diduga terkait dengan pemberitaan media di Sulawesi Tengah setelah pengusaha yang mengerjakan proyek APBN renovasi rumah sakit umum Mokopido Tolitoli pada 2012 mengeluhkan ulah putera bupati Tolitoli yang meminta "fee" proyek disertai ancaman.

Putera Bupati Tolitoli itu diduga menerima "fee" proyek sebesar Rp260 juta dari nilai proyek Rp2 miliar lebih.

Berita ini kemudian meluas hingga diakses melalui akun twitter @triomacan2000, dilengkapi dengan bukti penerimaan kuitansi melalui seorang perantara.

Namun, putera bupati Tolitoli Mohammad Besar Bantilan alias Ezar membantah jika itu disebut sebagai "fee" proyek, melainkan utang piutang yang timbul akibat biaya setelah dirinya melobi proyek tersebut di Jakarta. (SKD)