Daya saing sektor pariwisata Sulawesi Tengah rendah

id Pasigala,Sulteng,Sandi ,Palu

Daya saing sektor pariwisata Sulawesi Tengah rendah

Salah satu pemandangan indah di Taman Nasional Laut Kepulauan Togean, Kabupaten Tojo Unauna, Sulawesi Tengah (ANTARA/HO-Disparda Sulteng)

Hal ini disebabkan masih banyak objek wisata di Sulteng yang belum memenuhi tiga kriteria yaitu something to see (apa yang bisa dilihat), something to do (apa yang bisa dilakukan) dan something to buy (apa yang bisa dibeli)
Palu (ANTARA) - Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah I Nyoman Sariadijaya menilai daya saing sektor pariwisata Sulteng masih rendah jika dibandingkan provinsi lain di Indonesia, bahkan di Pulau Sulawesi.

Padahal objek wisata alam yang tersebar di kabupaten dan kota di Sulteng memiliki potensi yang cukup besar jika dikembangkan dan dipoles lebih indah lagi.

"Hal ini disebabkan masih banyak objek wisata di Sulteng yang belum memenuhi tiga kriteria yaitu something to see (apa yang bisa dilihat), something to do (apa yang bisa dilakukan) dan something to buy (apa yang bisa dibeli)," ujarnya dalam acara Diseminasi Hasil Penelitian Indeks Daya Saing Pariwisata Sulteng yang dilaksanakan Bank Indonesia Perwakilan Sulteng di Kota Palu, Rabu.

Jika tiga kriteria itu dimiliki oleh objek-objek destinasi wisata Sulteng, ia yakin dengan bantuan berbagai pihak, Sulteng dapat bersaing dengan provinsi lainnya di Indonesia di sektor pariwisata.

"Kita berharap dengan ditetapkan 10 destinasi wisata prioritas nasional, 10 Bali baru dan 5 super prioritas pariwisata yang salah satunya ada di Sulut (Sulawesi Utara) dan Sultra (Sulawesi Tenggara), diharapkan ke depan bisa membangun konektifitas melalui paket perjalanan wisata lintas provinsi," ujarnya.

Sehingga, lanjut I Nyoman, wisatawan baik lokal maupun mancanegara tidak hanya berwisata ke dua provinsi itu saja, tapi juga singgah dan berwisata ke Sulteng.

Ia juga menyebut destinasi wisata di Sulteng masih memiliki banyak kekurangan terkait elemen 3A yaitu atraksi, akses dan amenitas.

"Terlebih pascabencana banyak hotel yang rusak, ini termasuk amenitas. Kita berharap upaya rekonstruksi dan rehabilitasi pascabencana kembali meningkatkan sektor pariwisata Sulteng, khususnya di Kota Palu, Sigi dan Donggala yang merupakan daerah terdampak bencana 2018," tambahnya.

Baca juga: Kepulauan Togean, destinasi wisata potensial tapi kurang sentuhan
Baca juga: Dispar gandeng influencer promosikan pariwisata Sulteng
Baca juga: TNLL dukung Festival Danau Poso ke-21 sebagai ajang promosi wisata Sulteng