Kepulauan Togean, destinasi wisata potensial tapi kurang sentuhan

id kepulauan togean,wisata sulteng,teluk tomini,touna sulteng

Kepulauan Togean, destinasi wisata potensial tapi kurang sentuhan

Pulau Papan, salah satu destinasi wisata andalan Pemerintah Kabupaten Tojo Una-una yang berada di Taman Nasional Kepulauan Togean. (ANTARA/Muhammad Arsyandi)

Tojo Una-una (ANTARA) - Taman Wisata Kepulauan Togean di Kabupaten Tojo Una-una, Provinsi Sulawesi Tengah menyimpan kekayaan hayati, hewani, terutama bawah laut yang begitu melimpah dan indah yang tersebar di 454 pulaunya.

Wisatawan lokal dan asing yang datang berlibur ke sana bakal dimanjakan dengan mengitari pulau-pulaunya menaiki kapal cepat atau speed boat bahkan snorkeling dan menyelam (diving) yang dipandu oleh pemandu wisata yang merupakan warga lokal di kabupaten yang beribukotakan Ampana itu.

Potensi wisata yang berada di Kepulauan Togean  yang terletak di Teluk Tomini tersebut dapat dilihat dari pulau-pulaunya, mulai dari yang berukuran mini hingga besar yang saling berdekatan ditambah lagi kekayaan alam bawah lautnya yang begitu menawan.

Kepulauan Togean merupakan salah satu bagian ekosistem terumbu karang penting dari ‘coral triangle’ yang meliputi wilayah Indonesia, Filipina, Malaysia, Papua Nugini, Jepang dan Australia.

Terumbu karang di Kepulauan Togean kaya akan keanekaragaman hayati laut dengan empat tipe terumbu karang yakni karang tepi (fringing reef), karang penghalang (barrier reef), karang tompok (patch reef), dan karang cincin (atoll).

Hasil survei Marine Rapid Assessment Program (MRAP) di Togean oleh Conservation International Indonesia (CII) tahun 1998 mencatat adanya jenis karang endemik Togean, yaitu Accropora togeanensis pada 11 titik pengamatan terumbu karang.

"Di sini terdapat 38 jenis karang dan termasuk dalam segi tiga karang dunia adanya di sini. Ditambah lagi sebanyak 307 spesies laut berdasarkan data kami terakhir hidup di sini sehingga Kepulauan Togean memiliki ratusan titik menyelam dan snorkeling," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Tojo Una-una, Mario Pawadjoe saat menyambut kunjungan peserta Capacity Building jurnalis Sulteng yang diadakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulteng di Kepulauan Wakai, Tojo Una-una, Sabtu (9/11). 

Dari 454 pulau yang masuk dalam 12 kecamatan itu, ada 19 pulau yang dimanfaatkan oleh Pemerintah Kabupaten Tojo Una-una sebagai destinasi wisata unggulan dan wajib dikunjungi oleh wisatawan saat berlibur ke sana.

Sebanyak 19 pulau tersebut di antaranya Pulau Papan, Pulau Kadidiri, Pulau California (California Island), Pulau Carina dan Pulau Una-una.



 
Sejumlah wisatawan berenang bersama ubur-ubur di Danau Ubur-ubur (Jelly Fish Lake) di Pulau Carina di Taman Nasional Kepulauan Togean, Jumat (8/11/2019) (ANTARA/Muhammad Arsyandi)



Tak hanya itu, Danau Ubur-ubur (Jelly Fish Lake) di Pulau Carina menjadi daya tarik tersendiri yang tidak dimiliki destinasi wisata manapun di Indonesia. Apalagi ubur-ubur yang hidup di sana tidak menyengat sehingga wisatawan dapat berenang dengan ubur-ubur mini berwarna jingga itu dan bahkan menyentuhnya.

Ia menyebut wisatawan asing yang datang berlibur ke Kepulauan Togean sebagian besar masuk dari Provinsi Gorontalo, sebab jarak antara Kepulauan Togean dan Provinsi Gorontalo yang sangat dekat.

Jika dari Gorontalo, wisatawan lokal dan mancanegara hanya membutuhkan waktu sekitar sejam untuk sampai dan menginap di resort yang tersebar di 19 pulau di sana.

Jika dari Kota Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng, wisatawan membutuhkan waktu 8 jam untuk sampai ke Ampana melalui jalur darat. Kemudian pemandu wisata akan mengajak para wisatawan menyeberang ke beberapa pulau untuk menginap di sana sebelum menikmati liburan ke Kepulauan Togean.

Namun sayang, sentuhan anggaran pemerintah pusat apalagi Pemerintah Provinsi Sulteng untuk pengembangan destinasi wisata tersebut sangat jauh dari kata kurang, tidak berbanding lurus dengan potensi wisata dan kekayaan hayati, hewani dan bawah laut yang begitu melimpah dan indah di sana.

"Kemarin sudah mencoba peningkatan kapasitas pemandu wisata, pengelola penginapan dan resor, namun itu hanya bantuan Kementerian Pariwisata. Kemarin ada bantuan dari Pemrov Sulteng tapi hanya Rp30 juta," keluhnya.

Alhasil, Pemkab Touna, lanjutnya hanya mengandalkan pengembangan wisata di Taman Nasional Kepulauan Togean dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Touna yang sangat kecil.

"Tahun depan kita akan anggarkan pembangunan kembali jembatan papan di Pulau Papan yang hampir ambruk. Kepulauan Togean ini sudah bagus, tinggal butuh sentuhan sedikit saja dari pemerintah pusat dan provinsi," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI Sulteng, Abdul Majid Ikram mengakui keindahan panorama alam dan bawah laut di Togean. Melalui Bank Indonesia, ia akan mendorong terbukanya keran bantuan untuk pengembangan lokasi-lokasi wisata di Taman Nasional Kepulauan Togean .

"Nanti saya akan coba komunikasikan dengan tim banggar (Badan Anggaran) DPR RI di Kota Palu agar Togean mendapat bantuan. Destinasi wisata di sini keren banget. Tidak kalah dengan Labuan Bajo dan Raja Ampat," ujarnya dalam kesempatan itu.

Karena Raja Ampat dan Labuan Bajo telah tersentuh dengan bantuan pemerintah pusat melalui APBN, lanjutnya, sehingga kawasan tersebut dapat mencuat ke kancah pariwisata nasional bahkan internasional.

Jika perlakuan yang sama juga diberikan kepada Togean, ia yakin kawasan tersebut dapat lebih maju dan pada akhirnya berkontribusi terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat, daerah, provinsi dan juga negara.

Baca juga: BTNKT Tojo Una-Una pulihkan ekosistem untuk kembangkan cagar biosfer Sulteng
Baca juga: Pelaku industri dilibatkan promosi cagar biosfer Kepualauan Togean
Baca juga: BTNKT segera rancang logo cagar biosfer Kepulauan Togean