Nelayan Sulsel merumahkan diri karena gelombang tinggi

id cuaca ekstrem, nelayan merumahkan diri, perairan Seremonde

Nelayan Sulsel merumahkan diri karena gelombang tinggi

Suasana kondisi pantai dengan kondisi cuaca ekstrem di perairan Makassar, Selasa (18/2/2020). (Foto : ANTARAFoto/Suriani Mappong).

Makassar (ANTARA) - Sebagian besar nelayan Sulawesi Selatan (Sulsel) khususnya yang menggunakan kapal jolloro (kapal kecil) "merumahkan" diri akibat tinggi gelombang rata-rata 1,25 meter hingga hingga 2,5 meter .

Hal itu diakui Daeng Baso salah seorang nelayan Daeng Baso di Kawasan Pelabuhan Rakyat Paotere, Makassar, Selasa.

Dia mengatakan, sebelum merumahkan diri dua hari terakhir, aktivitas mencari ikan di laut berjalan normal kurang lebih sebulan, karena cuaca cerah dan kondisi di laut cukup bersabahat.

Hal yang sama dikemukakan nelayan di Pulau Balang Caddi Muh Nurdin yang biasanya mencari ikan di kawasan Spermonde Pangkep.

"Akhir-akhir ini kami membatasi diri ke laut, karena kondisi kurang bersahabat dengan gelombang dapat diatas dua meter," ujarnya.

Berdasarkan data Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah IV Makassar diketahui, modederate Sea (Gel. 1.25-2.5 m) terjadi di Selat Makassar bagian Selatan, Perairan Pare-Pare, Perairan Spermonde Pangkep bagian Barat.

Kondisi serupa juga terjadi di Perairan Spermonde Makassar bagian Barat, Perairan barat Kepulauan Selayar, Perairan Sabalana, Teluk Bone bagian Selatan.

Termasuk Perairan timur Kepulauan Selayar, Laut Flores bagian Utara, Laut Flores bagian Barat, Perairan P. Bonerate-Kalaotoa bagian Utara, Perairan P. Bonerate - Kalaotoa bagian Selatan, dan Laut Flores bagian Timur.