Jakarta - Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor Indonesia (GIAMM) memperkirakan potensi pasar otomotif dalam negeri yang besar tidak cukup mendorong investor komponen menanamkan modalnya di Indonesia.
Itulah mengapa banyak investor masih memilih Malaysia dan Thailand sebagai basis produksi yang menyediakan kelengkapan infrastruktur.
Infrastruktur di dalam negeri masih lemah sehingga investasi di sektor komponen berjalan lambat dibanding negara pesaing di Asean.
"Masalah pasokan listrik sering tidak stabil tetapi harga energi untuk industri terus meningkat setiap tahun serta jalan raya dan pelabuhan yang tidak memadai membuat investor baru sebatas mempertimbangkan Indonesia sebagai negara tujuan," kata Ketua Umum Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor Indonesia (GIAMM), Hadi Surjadipradja di Jakarta, Senin.
Pada era motorisasi di Indonesia, menurut Hadi, ditandai dengan meningkatnya pendapatan per kapita dan membesarnya pangsa pasar mobil terhadap sepeda motor sudah berlangsung.
Jika pasar mobil di dalam negeri terus membesar, kondisi tersebut seharusnya menjadi momentum bagi seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat struktur industri komponen dan meningkatkan investasinya.
"Namun, momentum tadi dirusak oleh tidak adanya daya dukungan investasi. Dalam posisi ini, industriawan menjadi serba salah," paparnya.
GIAMM pesimistis Eropa akan melirik Indonesia sebagai basis produksi komponen mengingat tingginya biaya logistik dan kuatnya dominasi Jepang. Padahal, aliansi industri komponen Eropa yang tergabung dalam International Automotive Components Group (IAC) melihat Asean sebagai wilayah investasi yang paling potensial untuk memperluas pasar komponen Eropa pada 2012.
"IAC sempat menjajaki rencana investasi di Indonesia tetapi kondisi di dalam negeri dinilai kurang cocok untuk pengembangan bisnis eksterior dan interior kendaraan. IAC akhirnya memilih Malaysia dan Thailand sebagai lokasi ekspansi bisnisnya di Asean pada tahun ini," ujarnya.
Hadi menjelaskan hingga akhir tahun, GIAMM memproyeksikan nilai penjualan komponen bisa tumbuh 10 persen dari target Rp71,5 triliun menjadi Rp78,65 triliun, menyusul peningkatan penjualan sepeda motor menjadi 9,2 juta unit dan mobil 1.000.000 unit. Industri komponen di Indonesia terbagi dalam tiga lapisan, yakni tier 1 (komponen inti), nev 2 (pelengkap), dan fer 3 (tambahan).
"Industri ini memasok ke 12 pabrik perakitan milik Jepang, Korea Selatan, dan Jerman di Indonesia. Berdasarkan data GIAMM, populasi industri komponen pada tahun lalu mencapai 155 perusahaan, 92 perusahaan di antaranya berstatus PMA dan 63 PMDN, dari 92 perusahaan, 75 persen (69 perusahaan) dimiliki Jepang dan 23 perusahaan non-Jepang," tandasnya. (KR-IAZ/KR-SSB)
Berita Terkait
Kasau: Pertahanan udara tangguh komponen penting jaga kedaulatan RI
Kamis, 29 Februari 2024 11:18 Wib
Akademisi UIN Datokarama: Pemilih di wilayah perbatasan merupakan komponen rentan
Kamis, 2 November 2023 20:02 Wib
KPK: Parpol komponen penting cegah politik uang
Minggu, 1 Oktober 2023 7:00 Wib
Tiga komponen yang wajib diperhatikan oleh pengguna kendaraan metik
Rabu, 27 September 2023 10:28 Wib
Pemkab Sigi ajak komponen masyarakat tingkatkan kualitas lingkungan
Senin, 5 Juni 2023 17:11 Wib
Menhan: Komponen cadangan penting bagi pertahanan negara
Sabtu, 26 November 2022 21:36 Wib
FKPT Sulteng ajak semua komponen bangsa lawan radikalisme-terorisme
Jumat, 30 September 2022 19:41 Wib
BNPT ajak seluruh komponen bangsa cegah radikalisme
Rabu, 25 Mei 2022 16:33 Wib