Jakarta (antarasulteng.com) - Saham BlackBerry jatuh ke level terendah dalam satu dekade
terakhir setelah kehilangan harapan menemukan pembeli dan malah menyusun
skema investasi baru yang radikal.
Produsen ponsel pintar Kanada
ini telah berencana menjual perusahaannya kepada pemegang saham
terbesarnya, Fairfax Financial Holding, namun prospek penyelamatan ini
surut setelah Fairfax tengah berjuang meningkatkan dana yang dibutuhkan
untuk mendukung penawaran 9 dolar AS per saham.
Saat ini,
kelangsungan hidup BlackBerry bergantung pada peningkatan 1 miliar dolar
dari investor institusi, termasuk Fairfax, melalui obligasi tanpa
jaminan. Fairfax akan berinvestasi hingga 250 juta dolar.
BlackBerry
juga akan mengganti kepala eksekutif perusahaan, Thorsten Heins, yang
telah berusaha menghidupkan kembali perusahaan ini sebelum "mengibarkan
bendera putih."
Heins untuk sementara digantikan John Chen,
mantan kepala perusahaan perangkat lunak Sybase, yang juga bergabung
dengan jajaran dewan BlackBerry sebagai ketua eksekutif, yang
bertanggung jawab atas "arah dan hubungan strategis serta tujuan
organisasi."
Penunjukan Chen dipandang sebagai sinyal bahwa
BlackBerry akan menyerah dalam bisnis pembuatan ponsel, dan akan fokus
pada penyediaan perangkat lunak yang dianggap aman untuk bisnis - dimana
Chen memiliki pengalaman yang mumpuni dalam bidang ini.
"Saya
tahu kami memiliki ramuan yang cukup untuk membangun bisnis yang
berkelanjutan untuk periode jangka panjang. Saya telah melakukan ini
sebelumnya dan telah melihat kisah yang sama," katanya kepada Reuters
seperti dikutip dari laman The Telegraph.
Barbara Stymiest,
ketua dewan BlackBerry, menyatakan rencana investasi baru akan mewakili
"suara signifikan kepercayaan BlackBerry dan masa depan di tangan
kelompok unggulan, investor jangka panjang."
Namun tidak semua
pihak meyakininya. Saham perusahaan ini anjlok ke level 6.40 dolar
setelah bursa saham Nasdaq dibuka di New York, harga terendah dalam satu
dekade. Menurut The Telegraph, mereka sedikit pulih, namun masih turun
lebih dari 1,1 dolar, atau 14 persen, menjadi 6,68 dolar pada
perdagangan siang.
Perusahaan yang berdiri pada 1984 ini dulunya
sangat diperhitungkan dalam pasar ponsel pintar berkat perangkat kuat
tombol QWERTY. Namun, mereka terlambat memperkenalkan ponsel layar
sentuh, sehingga pangsa pasar mereka merosot menjadi hanya satu persen
dalam kuartal ketiga tahun ini di tengah meningkatnya persaingan dari
Apple dan Samsung.
BlackBerry menolak tawaran kemitraan dengan
raksasa teknologi seperti IBM dan Microsoft dengan harapan dapat
mempengaruhi perputaran kesuksesan, tapi akhirnya Heins menyerah dan
menempatkan bisnis ini untuk dijual pada Agustus.
Sebulan
kemudian, perusahaan menorehkan kerugian sebesar 965 juta dolar dan
merumahkan 4.500 karyawan (hampir 40 persen dari seluruh tenaga kerja
BlackBerry di seluruh dunia).
Berita Terkait
BlackBerry akhiri operasi hari ini
Selasa, 4 Januari 2022 6:46 Wib
Aplikasi BBM akhiri layanan hari ini
Sabtu, 1 Juni 2019 7:06 Wib
Facebook tuduh Blackberry curi teknologi pesan suara
Kamis, 6 September 2018 11:20 Wib
BlackBerry Mobile bakal hadirkan kejutan di IFA
Rabu, 9 Agustus 2017 12:02 Wib
Dukungan WhatsApp untuk BlackBerry diperpanjang lagi
Rabu, 21 Juni 2017 7:52 Wib
Sharecare Dan Blackberry Luncurkan Saluran BBM Yang Baru
Sabtu, 27 Februari 2016 5:21 Wib
Blackberry Rumahkan 200 Karyawan Di Kanada Dan AS
Selasa, 9 Februari 2016 15:04 Wib
Blackberry Dan Samsung "Kawin" Demi Smartphone Android?
Selasa, 16 Juni 2015 10:51 Wib