Menkeu sebut pengelola aset negara harus inovatif, kreatif, dan adaptif

id sri mulyani,aset negara,lman,pengelola aset negara,gbk

Menkeu sebut pengelola aset negara harus inovatif, kreatif, dan adaptif

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melantik Kepala BKF dan Direktur LMAN di Jakarta, Jumat (3/4/2020). ((Humas Kemenkeu))

Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan pengelola aset negara harus terus inovatif, kreatif, dan adaptif terhadap perubahan dalam rangka mengoptimalkan nilai dan fungsi aset agar bermanfaat bagi negara.

“Ini butuh seorang manajer atau kelompok manajer yang memiliki ide kreatif, inovatif, selalu berpikir produktif tapi kritis, bagaimana ya caranya agar aset ini bisa optimal,” kata Sri Mulyani dalam acara Grand Final The Asset Manager 2020 di Jakarta, Selasa.

Sri Mulyani menyatakan pemerintah selama ini telah menggelontorkan belanja modal untuk membangun berbagai fasilitas seperti jalan, bendungan, jalur kereta api, gedung-gedung, terminal, dan sebagainya.

Sri Mulyani menegaskan inovatif, kreatif, dan adaptif, harus dimiliki oleh pengelola aset negara agar berbagai nilai dan fungsi aset pemerintah yang telah dibangun tersebut tidak berhenti.

Ia mencontohkan pemerintah telah membangun dan memperbaiki Stadion Gelora Bung Karno (GBK) menjadi sangat megah dan memiliki fasilitas lengkap untuk pagelaran Asian Games beberapa tahun lalu.

Baca juga: Menkeu Sri Mulyani minta LMAN optimalkan fungsi aset negara untuk bantu APBN
Baca juga: Menkeu: Pemerintah terus berupaya jaga APBN tetap sehat di tengah pandemi


Sri Mulyani menuturkan pengelola aset negara harus mampu memikirkan dan menemukan terobosan agar fasilitas dan kemegahan Stadion GBK tidak hanya dipakai saat pagelaran Asian Games berlangsung.

Menurutnya, nilai tambah aset negara tidak selalu berbentuk uang karena lokasi tersebut dapat dijadikan ruang publik sampai tempat berjualan sehingga terjadi pergerakan ekonomi serta bermanfaat secara sosial.

“Kadang-kadang setelah kita sudah selesai membangun gedung kita lupa bahwa aset itu masih bisa kita optimalkan,” ujar Sri Mulyani.

Ia menjelaskan sikap adaptif dari pengelola aset negara merupakan mengenai cara pandangnya dalam melihat terjadinya disrupsi seperti adanya peralihan sistem bekerja dari di kantor menjadi Work From Home (WFH).

“Saya harap para aset manajer melihat COVID-19 ini dari sisi pemikiran apa yang bisa kita ubah di dalam mengelola aset, termasuk office space,” tegas Sri Mulyani.

Sri Mulyani menuturkan seluruh upaya dalam mengoptimalkan nilai tambah dan fungsi aset negara akan membantu APBN dalam menghadapi dampak pandemi terhadap masyarakat dan dunia usaha.

“Dari produktivitas aset bisa diperoleh penerimaan negara bukan pajak dan ini akan memberikan bantuan yang luar biasa bagi keuangan negara,” kata Sri Mulyani.