Pelabuhan Ogotua Menjadi Percontohan Implementasi SLIN

id dermaga, pelabuhan

Pelabuhan Ogotua Menjadi Percontohan Implementasi SLIN

Kadis KP Sulteng DR Ir Hasanuddin Atjo, MP (tengah) meninjau Pelabuhan Perikanan Pantai Ogotua, Kabupaten Tolitoli, Rabu (25/2). Pelabuhan ini ditetapkan menjadi proyek percontohan implementasi SLIN mulai 2015. (antarasulteng.com/rolex malaha)

Tolitoli, Sulteng,  (antarasulteng.com) - Pelabuhan Perikanan Pantai Ogotua, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, ditetapkan menjadi lokasi proyek percotohan implementasi Sistem Logistik Ikan Nasional mulai 2015.

"Sejumlah sarana dan fasilitas pendukung akan kita bangun secara bertahap mulai tahun ini dengan dukungan anggaran APBN Kementerian Kelautan dan Perikanan," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng Hasanuddin Atjo di sela peninjauan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Ogotua, Rabu.

Hasanuddin Atjo yang didampingi sejumlah pejabat teras DKP Sulteng melihat dari dekat kondisi PPP Ogotua yang diresmikan 2014 itu, terkait rencana membangun berbagai sarana dan fasilitas Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN).

Sarana dan fasilitas yang akan dibangun dengan dana APBN sekitar Rp6 miliar di pelabuhan ini meliputi satu unit ruang pembekuan ikan berkapasitas lima ton, pabrik es balok berkapasitas 15 ton/hari, gudang pendinginan (cold storage) berkapasitas 40 ton serta sebuah bangunan pemilahan (grading) dan pengepakan ikan.

"Setelah sarana dan fasilitas itu terbangun, maka mulai tahun ini, PPP Ogotua akan menjadi pusat perdagangan dan distribusi ikan (PPDI)," ujarnya.

PPDI ini, kata Atjo, merupakan embrio SLIN dimana para nelayan dan pembeli, baik pedagang lokal maupun industri perikanan dari luar Sulteng, bertemu untuk melakukan transaksi.

Para pembeli bisa memperoleh ikan segar baik dalam bentuk mentah dan beku yang sudah dikemas.

PPDI tersebut, kata Atjo menjelaskan, tidak hanya berfungsi untuk tempat transaksi tetapi menjadi gudang penyimpanan untuk menjaga stabilitas suplai dan harga ikan.

Pada saat musim ikan, katanya, para nelayan diminta untuk melakukan penangkapan semaksimal mungkin, sehingga semua stok yang tidak terjual bisa disimpan di gudang pendingin untuk dilepas pada saat tangkapan nelayan menurun saat musim paceklik.

"Dengan demikian, harga ikan tidak akan jatuh pada musim ikan, dan tidak akan terlalu mahal saat musim paceklik karena suplay ke pasar selalu stabil. Ini akan menguntungkan nelayan dan juga industri perikanan," ujarnya.

Selama ini, kata Atjo, saat musim ikan, harga ikan anjlok sampai rata-rata Rp4.000/kg sehingga merugikan nelayan, namun saat paceklik harga ikan melonjak sampai enam kali lipat dan ini merugikan konsumen dan industri perikanan.

"Bila mekanisme SLIN berjalan, maka harga ikan akan stabil dan pasar tidak akan lagi mengenal musim ika dan musim paceklik," ujarnya dan menyatakan bahwa SLIN merupakjan salah satu program unggulan Kementerian KP dan Sulteng merupakan daerah satu-satunya di Indonesia yang telah memiliki kajian lengkap rencana implememntasi SLIN.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan DKP Sulteng Agus Sudaryanto mengemukakan PPP Ogotua yang diresmikan pada April 2014 itu memiliki kawasan seluas delapan hektare dengan panjang dermaga 100 meter dan jembatan penghubung 50 meter.

Pelabuhan ini juga sudah memiliki bangunan-bangunan pelengkap seperti rumah pimpinan dan staf, gedung-gedung pertemuan, wisma nelayan, gudang, tempat pertemuan, rumah ibadah, jalan lingkungan, listrik 40.000 KVA, air bersih, dan jalan lingkungan beraspal beton.

Program SLIN mendukung visi Gubernur Sulteng Longki Djanggola yang akan menjadikan Sulteng sejajar dengan provinsi maju di kawasan timur Indonesia melalui sektor agribisnis dan kelautan pada 2020, kata Agus. (skd)