Penurunan Harga Makanan Picu Deflasi Di Palu

id bps

Penurunan Harga Makanan Picu Deflasi Di Palu

Badan Pusat Statistik (antara)

Palu,  (antarasulteng.com) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tengah mengemukakan penurunan harga bahan makanan memicu terjadi deflasi di Kota Palu pada Maret 2015 sebesar 0,68 persen.

Kepala BPS Sulawesi Tengah JB Priyono di Palu, Rabu, menyebutkan pada Maret 2015, kelompok bahan makanan menjadi pemicu terbesar dengan andil deflasi sebesar 1,13 persen.

Penurunan indeks harga di kelompok bahan makanan itu terjadi pada subkelompok ikan segar (22,97 persen), sayur-sayuran (7,81 persen), buah-buahan (4,19 persen), daging dan produk turunannya (3,63 persen), serta telur, susu, dan hasil-hasilnya (3,00 persen).

Sedangkan kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya (5,71 persen), bumbu-bumbuan (4,42 persen), bahan makanan lainnya (2,77 persen), lemak dan minyak (1,32 persen), kacang-kacangan (0,17 persen), serta ikan diawetkan (0,08 persen).

Beberapa komoditas kelompok bahan makanan yang memiliki andil terhadap deflasi meliputi ikan selar (0,59 persen), layang (0,26 persen), cakalang (0,08 persen), teri (0,08 persen), kembung (0,07 persen), telur ayam ras (0,06 persen), tomat buah (0,06 persen), daging ayam ras (0,06 persen), bandeng (0,05 persen), ekor kuning (0,04 persen), tomat sayur (0,03 persen), ayam hidup (0,03 persen), dan komoditas lainnya di bawah 0,03 persen.

Lebih lanjut, Priyono mengatakan, dari 82 kota yang dipantau BPS secara nasional, terdapat 54 kota mengalami inflasi, dan 28 kota lainnya mengalami deflasi selama Maret 2015.

Inflasi tertinggi terjadi di Kota Manokwari, Papua Barat, sebesar 0,84 persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan, Kepulauan Bangka Belitung, sebesar 1,97 persen. Deflasi Kota Palu menduduki peringkat ke enam di tingkat nasional dan ke tiga di Kawasan Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua).

Sementara itu, dari 18 kota di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), inflasi tertinggi terjadi di Kota Manokwari (0,84 persen), diikuti Watampone (0,83 persen), Gorontalo (0,75 persen), Jayapura (0,71 persen), Makassar (0,63 persen), Kendari (0,57 persen), Manado (0,50 persen), dan beberapa kota lainnya di bawah 0,50 persen.

Sedangkan deflasi terjadi di empat kota yakni Merauke (1,03 persen), Pare-Pare (1,01 persen), Palu (0,68 persen), dan Bau-Bau (0,39 persen). (skd)