Pelaku Industri Kerajinan Siap Ikut Sail Tomini

id rotan, eboni

Pelaku Industri Kerajinan Siap Ikut Sail Tomini

Ilustrasi--Account Officer PT. (Persero) Jamsostek Cabang Sulteng Tika Setiati saat mengunjungi toko Krisna Karya milik Ir Made Mulyawan di Palu, Rabu. Made adalah UKM penerima pinjaman Jamsostek yang kini menjadi jutawan. (ANTARANews/Rolex Malaha)

Saya juga siap mengikuti pameran kerajinan di Sail Tomini. Saya sudah mempersiapkan bahan-bahan pameran
Palu,  (antarasulteng.com) - Pelaku industri kerajinan di sejumlah daerah di Sulawesi Tengah sudah siap mengikuti pameran pada kegiatan Sail Tomini 2015 di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah pada September 2015.

"Saya sudah dihubungi Dinas Pemuda dan Olahraga untuk mengisi stand pameran di Sail Tomini," kata pelaku wirausaha muda pemula Annas di Beka, Kabupaten Sigi, Kamis, menanggapi rencana pelibatan pelaku usaha kerajinan di kegiatan nasional Sail Tomini.

Annas adalah salah satu pelaku wirausaha muda pemula yang terdaftar di Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sulawesi Tengah yang ikut dinilai dalam wirausaha muda pemula berprestasi tingkat provinsi.

Dia mengatakan dirinya akan memamerkan sejumlah kerajinan tangan berbahan baku alam yang banyak tersedia di lingkungan sekitar amun tidak dimanfaatkan seperti tangkai enau, kertas bekas, sisa guntingan kain, kelapa, botol pelastik dan rotan.

Bahan baku tersebut diolah sedemikian apik ke dalam berbagai bentuk seperti lampu hias, lampu tidur, pot bunga, asbak, gantungan kunci, tempat tisu dan bunga.

Annas mengatakan salah satu kerajinan yang banyak diminati konsumen adalah bunga yang terbuat dari tangkai buah enau.

Tangkai yang panjangnya sekitar 80 centimeter hingga satu meter tersebut dibersihkan, lalu difernis, ditata rapi lalu ditancapkan ke dalam pot yang terbuat dari papa bekas dilapisi pasir dan dicat beragam warna.

Untuk menambah keindahan tangkai enau tersebut, pengrajin memasang lampu sehingga memancar cahaya dari sela-sela tangkai enau dari dalam pot.

Kesiapan pengrajin meramaikan Sail Tomini juga dikemukakan Igfar, seorang pengrajin bunga sintesis dari Desa Bingga, Kecamatan Parigi Tengah, Kabupaten Parigi Moutong.

Wirausaha Muda Pemula tersebut memberi nama usahanya Istana Bunga.

"Saya juga siap mengikuti pameran kerajinan di Sail Tomini. Saya sudah mempersiapkan bahan-bahan pameran," katanya.

Igfar merangkai beragam bunga yang tangkainya diambil dari kayu lokal beserta akarnya.

"Kayu ini kami sebut kayu minyak. Kayu ini mengkilat seperti minyak dan batangnya keras," katanya.

Igfar menjual karyanya tersebut dalam berbagai tingkatan harga tergantung besar kecil dan tingkat kerumitan pembuatannya antara Rp250 ribu hingga Rp1 juta per pot.

Pelaku usaha yang masih terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Tadulako ini mengatakan bahan baku untuk industri kreatif yang ia bangun banyak tersedia di hutan bahkan di belakang rumahnya. Sementara bunga sintesis dapat dibeli di toko. (skd)