BMKG imbau nelayan di Sulawesi Tengah waspadai gelombang tinggi

id BMKG, gelombang tinggi, cuaca buruk, nur alim, laut, sulteng,BMKG imbau nelayan waspada gelombang tinggi,nelayan Sulawes

BMKG  imbau nelayan di Sulawesi Tengah waspadai gelombang tinggi

Ombak menghempas tanggul di Teluk Palu, Sulawesi Tengah, Senin (12/8/2019). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan untuk mewaspadai potensi gelombang setinggi 1,25 hingga 4 meter akibat Tropical Strom Lekima dan Krosa yang berpeluang terjadi di beberapa perairan Indonesia tak terkecuali di Teluk Palu yang berhadapan langsung dengan Selat Makassar. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/foc.

Palu (ANTARA) -
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau nelayan di Provinsi Sulawesi Tengah agar mewaspadai gelombang tinggi akibat cuaca buruk.
 
"Prediksi kami 20 hari ke depan wilayah Sulawesi Tengah masih diguyur hujan dengan intensitas lebat, sedang maupun ringan disertai angin, oleh karena itu perlu kewaspadaan warga pesisir mengantisipasi gelombang tinggi," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis Al-Jufri Palu Nur Alim yang dihubungi, di Palu, Kamis.
 
Ia menjelaskan, angin kencang otomatis akan memicu tinggi gelombang, sehingga nelayan tradisional harus berhati-hati terhadap potensi cuaca buruk saat sedang berada di tengah laut.
 
Oleh karena itu, jika terjadi pertumbuhan awan hitam, kami menyarankan nelayan segera mencari tempat yang aman atau menepi ke pinggir pantai, karena cuaca burung di tengah laut berbeda kondisinya dengan di darat.
 
"Saya yakin, nelayan memiliki kemampuan membaca tanda-tanda alam dan mampu memperkirakan situasi yang dapat membahayakan keselamatan jiwa, pengetahuan itu berangkat dari pengalaman mereka yang sudah bertahun-tahun," ujar Nur Alim.
 
Menurut BMKG, potensi angin puting beliung pada kondisi cuaca saat ini masih tetap terjadi dan diprediksi frekuensinya rendah apabila hujan turun intensif.
 
"Artinya, kalau hujan intensif terjadi maka tidak sempat terjadi pemanasan, hal ini dapat memengaruhi frekuensi puting beliung, sehingga yang terjadi hanya hujan disertai angin serta memengaruhi tinggi gelombang itu sendiri," papar Nur Alim.
 
Selain itu, kata dia, di dasarian ke dua Bulan September 2021 masih terjadi potensi banjir rob atau banjir di tepi pantai karena volume air laut meningkat.
 
Namun, potensi rob di Sulawesi Tengah dinilai tidak menjadi ancaman signifikan bagi warga pesisir.
 
"Hingga dasarian dua nanti atau 20 hari ke depan, rob masih melanda sekali lagi sehingga warga pesisir perlu mewaspadainya, namun ancaman banjir tepi pantai ini tidak memengaruhi signifikan," demikian Nur Alim.