Asmindo apresiasi Pemprov Jaawa Tengah buka ekspor kerajinan kayu ke Belgia

id dialog pada UKM Virtual Expo 2021

Asmindo apresiasi Pemprov Jaawa Tengah buka ekspor kerajinan kayu ke Belgia

Dialog pada UKM Virtual Expo 2021 di Kota Surakarta, Minggu (19/9/2021). (ANTARA/HO-Humas Pemprov Jateng)

Solo (ANTARA) -
Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) mengapresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang ikut membuka jalan ekspor ke Belgia bagi pelaku UKM sehingga menjadi terobosan saat harga sewa kontainer mahal.

"Saya pikir saat ini Pemprov Jateng bagaimana terobosan untuk UKM-nya, saya pikir Dinas Koperasi UKM Jateng menurut saya pahlawan UKM ya, luar biasa," kata Wakil Ketua Umum Bidang Kajian Regulasi, Sertifikasi, dan Advokasi Asmindo Robert Wijaya di sela menghadiri UKM Virtual Expo 2021 di Kota Surakarta, Minggu.

Ia menyebutkan produk yang akan diekspor ke Belgia adalah furnitur berupa "home decor".

"Insyaallah, minggu depan barangnya berangkat. Pamerannya mungkin Oktober, yang akan dikirim utamanya furnitur 'home decor interior' dengan kontainer yang akan dikirim itu berukuran 1 x 40 feet, nilainya kira-kira 40 ribu Dollar Amerika," ujarnya.

Menurut dia, langkah ini tidak lepas dari dukungan semua pihak seperti Kamara Dagang Indonesia, Bank Indonesia dan perusahaan swasta di Belgia serta Dinas Koperasi dan UKM Jateng.

Adapun, pembiayaan untuk pengiriman kontainer produk ekspor ke luar negeri ditanggung oleh Bank Indonesia.

"Kami sendiri terlibat dalam mempersiapkan perajin-perajin kayu, untuk menyiapkan standar harga, kualitas dan kurasi karya," katanya.

Terkait dengan kenaikan harga sewa kontainer, Robert berharap pemerintah juga ikut campur lebih dalam sebab saat ini tren permintaan barang furnitur dari luar negeri cukup tinggi.

Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi dan Hubungan Antarlembaga Asmindo David Wijaya menambahkan, produk furnitur Jateng menjadi penyokong produk di Indonesia, apalagi model bisnis kayu di Jateng banyak disokong oleh perajin.

"Ya Jateng jadi sentra industri mebel nasional, terutama produk orisinal dari Jateng. Model bisnisnya 'disupport' oleh perajin di Jawa Tengah jarang yang 'full manufacture', perusahaan besar dari log sampai kontainer itu dalam satu lokasi," ujarnya.

Oleh karena itu, dirinya sangat mendukung jika nanti Pemprov Jateng mendirikan "factory sharing" yang akan memperkuat kualitas perajin kecil.

"'Factory sharing' usulan kegiatan kami yang ditangkap oleh pemerintah untuk memperkuat sentra industri kerajinan, diharapkan suplai bahan baku tertata kontinuitas terjaga. Kalau kita punya ini penyediaan bahan baku mulai dari log dan komponen sudah tersedia, sampai ada 'upgrade' terhadap sumber daya yang ada," katanya.