MPR: Bangkitkan semangat KTT Asia-Afrika untuk anak bangsa

id KTT Asia Afrika,Karakter anak bangsa

MPR: Bangkitkan semangat KTT Asia-Afrika untuk anak bangsa

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat. Dok. Pribadi (Dok)

Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengajak pemerintah untuk membangkitkan semangat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Afrika guna menjadi inspirasi bangsa Indonesia dalam proses membangun karakter kebangsaan setiap warga negara.

“Kita memiliki sejarah yang membanggakan. Ketika dunia dikuasai pengaruh negara adi daya, Indonesia menggalang persatuan negara-negara di Asia dan Afrika pada tahun 1955 untuk mengimbanginya," kata Rerie, sapaan akrab Lestari Moerdijat, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.

Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika yang digelar di Bandung pada 18 April-24 April 1955 adalah bukti peran Indonesia secara aktif menghadirkan solusi untuk mewujudkan perdamaian dunia di masa lalu, ucap Rerie. Perjuangan tersebut yang harus terus dilanjutkan hingga kini.

Menurut Lestari, semangat untuk berperan dalam menjawab sejumlah tantangan berskala dunia harus terus dihidupkan.

Selain memupuk semangat dari peristiwa sejarah bangsa di masa lalu untuk memberikan sumbangsih yang besar terhadap solusi dari sejumlah permasalahan dunia, pemerintah juga harus membangun kemandirian bangsa antara lain melalui pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang tangguh dan berintegritas.

Jadi, tambah Rerie, antara menggali semangat kebangsaan dari berbagai peristiwa masa lalu dan membangun karakter anak bangsa agar memiliki integritas yang tinggi di masa kini harus sejalan.

“Bangsa ini harus terus disadarkan bahwa di masa lalu, Indonesia mampu mensejajarkan diri dengan bangsa-bangsa besar di dunia yang mampu mewarnai sepak terjang politik global,” ucapnya.

Semangat itu harus terus dilestarikan agar anak bangsa di masa kini tidak ragu lagi untuk menjawab berbagai tantangan berskala global yang mewarnai kehidupan dunia saat ini.

Menghidupkan kembali semangat KTT Asia Afrika yang tumbuh 67 tahun yang lalu di Bandung, Jawa Barat, adalah salah satu upaya pemerintah untuk terus memupuk rasa bangga anak bangsa, kata Rerie.

Berangkat dari rasa bangga itu, upaya mewujudkan karakter anak bangsa yang tangguh, berintegritas, dan berkarakter kebangsaan yang kuat untuk menjawab berbagai tantangan bangsa di masa kini dan mendatang, harus terus dilanjutkan dengan langkah yang terukur.

“Agar kita sebagai bangsa mampu mewujudkan amanat konstitusi UUD 1945 yaitu Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur,” kata Rerie.