Polisi siagakan tiga SSK personel di wilayah tambang emas PT CPM

id Hukum,Tambang emas

Polisi siagakan tiga SSK personel  di wilayah tambang emas PT CPM

Kapolresta Palu Kombes Pol. Barliansyah. ANTARA/Kristina Natalia

Palu (ANTARA) -
Kepolisian Resor Kota Palu menyiagakan tiga satuan setingkat kompi (SSK) personel dalam pengamanan di wilayah kontrak karya pertambangan emas PT Citra Palu Mineral (PT CPM), Kelurahan Poboya, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu.
 
"Total ada tiga satuan setingkat kompi yang siaga di wilayah kontrak karya lingkar tambang PT CPM untuk mencegah hal-hal yang tidak dinginkan," kata Kapolresta Palu Kombes Pol. Barliansyah di Palu, Sabtu.

Kapolresta menjelaskan bahwa menyiagakan tiga SSK personel tersebut untuk mencegah terjadinya kembali unjuk rasa yang berujung bentrok antarwarga yang menggunakan bom molotov dengan aparat.
 
"Sekaligus jangan sampai ada lagi unjuk rasa serta blokade jalan, situasinya harus tetap berjalan kondusif," kata Kombes Pol. Barliansyah.
 
Ia menyebutkan tiga SSK itu melibatkan personel Brimob dan Ditsamapta Polda Sulteng serta satu SSK Polres Palu dengan total personel sebanyak 300 orang dari masing-masing setiap satuan berjumlah 100 personel.
 
Saat ini pihaknya telah mengantongi beberapa nama aktor sekaligus provokator sehingga terjadi bentrok antara aparat dan warga pada Rabu (26/10) malam.
 
"Sudah ada beberapa nama yang kami kantongi yang memprovokasi massa unjuk rasa," katanya.
 
Sebelumnya, Tenaga Ahli Gubernur Sulteng Ridha Saleh mengatakan bahwa penutupan jalan oleh masyarakat berkaitan dengan kualitas material yang diberikan oleh pihak perusahaan.
 
"Masyarakat sendiri yang menunjuk material dan sudah diberikan perusahaan, alasan lagi material itu tidak bisa cocok untuk masuk pengolahan tromol," kata Ridha.
 
Ridha mengatakan bahwa pemerintah saat ini telah mengupayakan pembukaan tambang rakyat sesuai dengan keinginan masyarakat yang telah mengajukan.
 
"Saat ini dalam masa transisi menuju penataan yang permanen sehingga kami harap masyarakat bersabar karena yang akan dipikirkan ke depan juga adalah pengelolaan 25 hektare itu dan teknis lainnya," jelas Ridha.