Program JKNbantu Wolterjalani katerisasi Jantung

id PBJS kesehatan, JKN, kis, pasien, peserta JKN, Kota Palu, Sulteng

Program JKNbantu Wolterjalani katerisasi Jantung

Penanganan medis terhadap Pasien atas nama Wolter salah satu peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang mendapat perawatan di Rumah Sakit Undata Palu. ANTARA/HO-BPJS Kesehatan Cabang Palu

Palu (ANTARA) -
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah memberikan harapan dan kepastian layanan kepada seluruh pesertanya. Hal inilah yang tengah dirasakan saat ini oleh Wolter Magnus (70). 


 


Wolter yang mengalami serangan jantung saat sedang bekerja di kebun ini mengaku sangat bersyukur karena telah terdaftar dalam kepesertaan Program JKN segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) oleh pemerintah pusat.


 


“Saya baru saja menjalani katerisasi jantung kemarin, puji Tuhan sekarang sudah semakin membaik. Saya kaget dengan diagnosa yang disampaikan dokter, karena yang saya ketahui saya hanya memiliki penyakit maag akut,” cerita Wolter saat menjalani rawat inap di Rumah Sakit Undata Palu.


 


Warga Desa Berdikari Kabupaten Sigi ini mengaku sudah sering memanfaatkan Program JKN di Puskesmas Palolo, namun baru kali ini sampai dirawat inap di rumah sakit. 


 


Ia sudah lama mengalami maag akut sehingga apabila kambuh ia pasti datang ke puskemas untuk berobat. Ditambah lagi di usianya yang senja, ia masih melakukan aktivitas-aktivitas fisik di kebun.


 


“Sepulang dari kebun, saya merasakan sakit yang sangat kuat dibagian perut, menurut cucu saya, saya dalam keadaan setengah sadar, sehingga keluarga membawa saya ke Puskesmas Palolo, kemudian di rujuk ke Rumah Sakit Torabelo dan setelah mendapatkan penanganan darurat dirujuk lagi ke Rumah Sakit Undata untuk pemeriksaan lanjutan,” ungkapnya.


 


Wolter mengaku kaget saat dirinya tersadar dan dokter menjelaskan bahwa ia terkena serangan jantung dan harus dilakukan tindakan katerisasi jantung. 


 


Dengan kondisi yang masih lemas, dirinya sempat menanyakan biaya untuk tindakan tersebut, ditengah kondisi ekonomi yang sulit, dirinya cukup kepikiran dengan biaya di rumah sakit.


 


“Sempat tanya perawat berapa yang harus saya bayarkan nanti dan perawat mengatakan bahwa saya tidak perlu membayar karena sudah memiliki kartu JKN. Akhirnya saya tenang menjalani pengobatan. Kartu JKN itu sudah lama saya dapatkan, diberikan dari kantor desa. Saya pikir hanya berfungsi di puskesmas saja, jadi saya pakai rutin berobat ke puskesmas, ternyata bisa dimanfaatkan juga di rumah sakit,” kata Wolter.


 


Ia juga mengatakan bahwa biaya katerisasi jantung itu pasti sangat mahal, namun dengan bantuan Program JKN ini, dirinya tidak perlu khawatir lagi memikirkan biaya, semuanya dijamin oleh Program JKN. Katerisasi jantung Wolter pun berjalan dengan lancar. Ia menjalani masa pemulihan dengan tenang.


 


“Sangat puas dengan pelayanan di rumah sakit ini, perawatnya ramah dan dokternya juga baik. Mereka menjelaskan dengan baik jika saya tidak paham. Setelah saya pulih, saya ingin membawa istri saya untuk berobat lanjut karena sudah satu tahun terakhir mengalami struk. Terima kasih BPJS Kesehatan dan terima kasih Rumah Sakit Undata, berkat program JKN nyawa saya bisa terselamatkan,” katanya.


 


Saat ini BPJS Kesehatan dan fasilitas kesehatan yang bekerja sama terus berupaya meningkatkan mutu layanan kepada peserta JKN.


 


Janji layanan yang ada di fasilitas kesehatan sebagai wujud komitmen fasilitas kesehatan untuk memberikan layanan terbaik.


 


Janji Layanan JKN memuat diantaranya menerima NIK/KTP/Kartu JKN Digital untuk pendaftaran layanan, tidak meminta dokumen fotokopi kepada peserta sebagai syarat pendaftaran, memberikan pelayanan tanpa biaya tambahan di luar ketentuan, tidak melakukan pembatasan hari rawat pasien (sesuai indikasi medis), memberikan pelayanan obat yang dibutuhkan dan tidak membebankan kepada peserta untuk mencari obat jika terjadi kekosongan. 


 


Lalu, melayani peserta yang berasal dari FKTP luar wilayah Kabupaten/Kota maksimal 3x/bulan, melayani konsultasi online (FKTP) kepada peserta, serta melayani peserta dengan ramah tanpa diskriminasi. (tm/nh).