FPTT Akan Cetak Rekor Muri Bakar Lalampa

id lalampa

FPTT Akan Cetak Rekor Muri Bakar Lalampa

Cik Sungi (kiri) dan keponakannya sibuk melayani pengunjung saat ditemui awal Maret 2013 di Toboli. (ANTARANews/Rolex Malaha)

Kami sudah konfirmasi ke Muri dan mereka siap datang untuk menilainya
Parigi, Sulteng,  (antarasulteng.com) - Festival Pesona Teluk Tomini (FPTT) 2016 di Kabupaten Parigi Moutong akan menggelar atraksi pembakaran lalampa (makanan tradisional) terbanyak dan diharapkan tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia.

"Kami sudah konfirmasi ke Muri dan mereka siap datang untuk menilainya," kata Nelson Metubun, salah seorang penanggung jawab kegiatan tersebut saat dihubungi di Parigi, Senin.

Nelson menjelaskan jika konteksnya pemecahan rekor Muri, artinya sudah ada rekor yang dibuat sebelumnya sehingga pihak Muri memberikan saran untuk mecetak rekor baru dalam bentuk kegiatan kolosal, yakni bakar lalampa dengan peserta terbanyak.

Lalampa adalah sejenis makanan tradisional yang bahannya terbuat dari beras ketan putih yang dimasak dengan santan sampai matang, lalu dibungkus dengan daun pisang dan dicampur dengan ikan yang digiling halus kemudian dibakar.

"Sesuai dengan rencana, acara ini akan membakar 127.350 bungkus lalampa, dengan melibatkan anggota tim penggerak PKK dari kecamatan dan desa," ungkap Kepala Kantor Penyuluhan Pertanian Kabupaten Parimo itu.

Nelson menjelaskan jumlah 127.350 lalampa itu berasal dari 183 desa/kelurahan, yang menyediakan 450 bungkus setiap desa/kelurahan. Jika dikonversi, pencetakan rekor Muri itu akan menggunakan sekitar 2.000 orang pembakar dan menghabiskan sekitar tiga ton arang tempurung.

Sementara untuk 127.350 lalampa, akan menghabiskan beras ketan sebanyak tiga ton dan 1,5 ton ikan.

Menurut dia, desa dan kelurahan menyiapakan lalalampa serta orang yang membakar, sementara panitia kabupaten menyiapkan arang tempurung dan alat pembakarnya.

"Alat pembakar atau pemanggang, jika dibentangkan dapat mencapai 1,6 kilometer. Namun dalam kegiatan ini, lokasi pembakaran dikumpulkan pada suatu tempat yang luasnya sekitar dua hektar," ujarnya.

Untuk teknis kegiatan, kata Nelson, dalam satu meter pembakar, dapat menampung 40 bungkus lalampa. Setiap satu buah alat pembakar, memiliki panjang 12 meter. Sehingga dengan target 127.350 lalampa akan membutuhkan sebanyak 133 buah alat pembakar.

Untuk memudahkan penyajiannya, kata Nelson, setelah proses pembakaran selesai, disediakan 23 buah media penyajian atau meja, sesuai dengan jumlah kecamatan di Parimo yakni 23 kecamatan.

"Media penyajian berbentuk piramida yang mampu menampung 5.540 buah lalampa," ujar tutup Nelson.

Lalampa adalah semacam kue yang bahan utamanya adalah beras ketan putih dan ikan bakar yang digiling halus lalu ditumis dengan bumbu tertentu.

Beras ketan lebih dahulu dikukus sampai matang lalu dibungkus dengan daun pisang, dicampur ikan yang dihaluskan dan ditumis lalu kedua ujungnya ditusuk dengan lidi.

Sebelum disajikan, bungkusan itu dipanggang selama sekitar lima menit agar konsumen bisa menikmatinya dalam keadaan hangat.