Palu (ANTARA) - Perum Bulog Sulawesi Tengah (Sulteng) menargetkan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di wilayah ini sebanyak 13.065 ton sebagai upaya menekan harga pasar.
“SPHP disalurkan sesuai target penyaluran yang ditetapkan oleh Bapanas menggunakan Cadangan Beras Pemerintah (CBP),” kata Pemimpin Wilayah Bulog Kantor Wilayah Sulteng Elis Nurhayati pada konferensi pers, di Gudang Bulog Kota Palu, Sabtu (12/7).
Ia mengemukakan, sesuai Surat Kepala Bapanas Nomor 173 Tahun 2025 tanggal 8 Juli perihal penugasan SPHP di tingkat konsumen periode Juli-Desember 2025, harga beras SPHP yakni Rp11 ribu per kilogram dari gudang Bulog, dan maksimal Rp12.500 per kilogram ketika sampai kepada konsumen lewat mitra distribusi yang telah terverifikasi.
"Kami mulai menyalurkan pada Senin (14/7)," ujarnya pula.
Dia menjelaskan, penyaluran SPHP untuk periode sekarang menggunakan kemasan ukuran 5 kilogram dan salurannya dibatasi sesuai dengan petunjuk teknis (juknis), pengecer di pasar rakyat, Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, outlet binaan pemerintah, dan pemerintah daerah (pemda) melalui Gerakan Pangan Murah yang diselenggarakan Dinas Pangan setempat.
Elis memastikan harga beras yang sampai kepada konsumen sesuai dengan aturan yang berlaku, karena mitra penyaluran telah melalui verifikasi berlapis.
"Sebelum beras disalurkan, terlebih dahulu mitra diverifikasi melibatkan Bulog, termasuk instansi yang menyelenggarakan pangan maupun satuan tugas (satgas) pangan. Khusus verifikasi pengecer di pasar rakyat melibatkan pengelola pasar," ujarnya lagi.
Ia menekankan adanya penyaluran beras SPHP ke tingkat konsumen, akan berdampak pada penambahan suplai beras di pasar tradisional, sehingga akan menekan harga beras yang kemudian diharapkan akan menurunkan harga komoditas bahan pokok.
“Dampak bagi konsumen tidak akan mengambil beras ke pasar, sehingga itu akan mengurangi permintaan di pasar dan dengan adanya penyaluran SPHP ini berarti menambah suplai ke pasar dan kanal lain,” kata dia menjelaskan.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulteng Donny Iwan Setiawan berharap, dengan adanya pasokan SPHP yang membanjiri pasar, harga beras bisa ditekan.
Menurut pantauan Disperindag Sulteng, harga beras di pasar mengalami kenaikan sejak pertengahan Mei 2025, hingga saat ini di kisaran Rp15.500 per kilogram untuk beras medium dan Rp17.500 beras premium dibandingkan harga bulan Juni Rp13.500 per kilogram.
“Kami berharap penyaluran beras SPHP pada Senin nanti dapat memperkuat stok pasar rakyat, supaya harga beras di pasaran bisa turun," kata dia lagi.
Ia menambahkan, pihaknya juga menyarankan inisiatif lain kepada Bulog agar intervensi komoditas beras semakin masif, misalnya melakukan operasi pasar bergerak dengan menyediakan stok pangan, meski terbatas.
“Kami yakin dengan stok sebanyak ini, akan memberikan dampak harga beras kembali stabil,” kata dia pula.