Wisata di Yogyakarta bersama Pertamina Sulawesi

id pertamina,ridwan,antara

Wisata di Yogyakarta bersama Pertamina Sulawesi

Kontributor Wartawan LKBN Antara biro Sulawesi Tengah (Foto Antara/Moh. Ridwan)

Yogyakarta (Antaranews Sulteng) - Berwisata merupakan hal menyenangkan bagi kebanyakan orang. Ada yang menyukai pegunungan berhutan lebat, dengan berbagai flora dan fauna serta sungai-sungai, ada yang suka pantai laut, atau budaya bahkan wisata kuliner.
    
Adalah PT Pertamina Wilayah Sulawesi yang tampaknya menyadari hal ini sebagai kebutuhan untuk me-refresh para jurnalis dari rutinitasnya yang setiap bergelut dengan komputer untuk membuat berita tulis, foto, atau vidio.

Karena itu, para wartawan dari berbagai kota di Sulawesi, digiring ke Yogyakarta, sebuah kota wisata terkenal di Indonesia untuk menggelar kegiatan wisata berselibut 'Media Gathering Saribattang 2018.' Sebanyak 33 wartawan dari berbagai media massa menjadi pesertanya.

 
Rombongan Media Gathering Saribattang 2018Pertamina wilayah Sulawesi menyempatkan diri foto bersama di museum mini sisa hartaku bekas erupsi gunung merpi di Sleman Yogyakarta. (Foto Antara/Moh. Ridwan)

Acara yang dikemas dalam bentuk wisata outdoor ini berlangsung selama tiga hari mulai, 9-11 Februari 2018.

Selain berwisata, acara temu jurnalis ini juga sebagai ajang silaturahim agar para penulis berita, khususnya bidang pertambangan minyak bumi dan gas yang ditangani BUMN terkemuka di republik ini.

"Kami berterima kasih kepada media atas bantuannya memberitakan program kami (Pertamina) khususnya Wilayah Sulawesi, penyebar luasan informasi tentang Pertamina kepada masayarakat sangat membantu kami dalam melakukan pelayanan terhadap masyarakat," kata Unit Manager COMM and CSR MOR VII Sulawesi, M Roby Hervindo di sela-sela perjalanan wisata itu.

Yogyakarta merupakan salah satu provinsi yang memiliki spot-spot wisata cukup menarik untuk dikunjungi. Seperti yang dikunjungi tim media Pertamina pada Sabtu (10/2) pagi, yakni gua Pindul yg terletak di daerah Bantul, Gunung Kidul.
    
Para peserta dimanjakan dengan keindahan sungai bawah tanah atau air mengalir di dalam gua yang kedalamannya mencapai 12 meter.
    
Di sini para peserta merasakan sensasi menyusuri gua yang panjangnya sekitar 300 meter lebih ini menggunakan ban. Gua aktif itu memiliki stalaktit dan stalakmit yang begitu indah, terbentuk secara alami dari tetesan air kemudian mengeras menjadi batu.

Jarak tempuh ke lokasi wisata relatif dekat, dari Kota Yogyakarta menuju gua Pindul harus menempuh jarak sekitar 42 kilometer dengan waktu tempuh hampir 90 menit melewati jalur berkelok-kelok di pegunungan wilayah Gunung Kidul.

Gunung Merapi

Setelah puas bermain air di Gua Pindul, kami menuju ke Gunung Merapi yang juga merupakan salah satu obyek wisata cukup digemari wisatawan bencana pascaerupsi delapan tahun silam. 
    
Sekitar pukul 13.00 Wib kami menuju ke obyek wisata itu menggunakan bus pariwisata setempat, dimana jarak temuh ke lereng merapi sekitar 48,7 kilometer.

Di merapi, rombongan jurnalis Pertamina mengunjungi museum sisa-sisa bencana alam erupsi gunung merapi yang terjadi pada 2010 silam, yang sering disebut dengan museum Ini Sisa Hartaku.
    
Tragedi kemanusiaan yang menimpa daerah itu menelan korban jiwa cukup banyak, bahkan salah satu korban erupsi Gunung Merapi adalah Mbah Marijan yang dijuluki sebagai juru kunci merapi.

Museum ini kerap dikunjungi wisatawan, bahkan spot ini merupakan salah satu lokasi vaforit yang dikunjungi wisnus maupun wisman.
    
Untuk mengelilingi seluruh spot wisata merapi, peserta menggunakan mobil jeep milik komunitas offroad setempat melewati medan yang cukup terjal, jalan yang berbatu yang menjadi tantangan yang sangat dinikmati semua peserta.

Rombongan juga mengunjungi lereng Merapi, salah satu jalur aliran lahar panas dan lahar dingin pada bencana erupsi delapan tahun silam.
    
Spot ini juga cukup diminati wisatawan, sebab di lereng merapi ini pengunjung dimanjakan dengan keindahan alam dan tepat berhadapan dengan puncak Merapi. 

Namun sayang, saat kami berada di lokasi tersebut, puncak merapi tertutup kabut karena cuaca mendung.

Dari lereng merapi, rombongan menyempatkan diri melihat lebih dekat sisa-sisa tragedi kemanusiaan dan makam Mbah Marijan. Di sana juga terlihat puing-puing sisa bencana alam, seperti bangkai mobil yang mengangkut juru kunci merapi ini dipajang, peralatan rumah tangga seperti sendok makan, gelas, piring, dan perabotan lainnya yang kini tinggal kenangan.

Setelah menghabiskan waktu berwisata di alam terbuka, tak lengkap rasanya kalau tidak mengunjungi pusat keramaian Yogyakarta yakni Malioboro.

Obyek wisata yang terletak dijantung kota ini padat pengunjung, apalagi pada akhir pekan dan waktu-wktu libur lainnya.
     
Emperan jalan yang menghubungkan Kraton Yoyakarta ini dimanfaatkan para pedagang kaki lima menjajakan barang mereka, mulai dari kuliner hingga souvenir khas seperti batik dan lain sebagainnya.

Masih banyak lagi spot wisata indah di Kota Pendidikan ini yang belum terkunjungi karena pada Minggu (11/2), Pertamina telah memboyong pulang para jurnalis ini ke kota masing-masing di Makassar, Mamuju, Kendari, Palu, Manado dan Gorontalo.

Suasana Jalan Maliooro (Foto Antara)