Beijing Hukum Mati Empat Pembunuh 13 Pelaut China

id Beijing Hukum Mati Empat Pembunuh 13 Pelaut China

Ke 13 pelaut China itu berada di dua kapal kargo dibunuh setelah dibajak ke satu tempat yang kacau di Sungai Mekong Oktober tahun lalu.
Beijing (ANTARA Sulteng) - Satu pengadilan di China tenggara pada Selasa menghukum mati seorang penyelundup narkoba asal Myanmar dan tiga anggota gengnya karena membunuh 13 pelaut China.

Kantor berita resmi China Xinhua mengatakan terhukum utama Naw Kham, yang diekstradisi ke China oleh para pejabat Laos Mei, terbukti bersalah membunuh para awak kapal China di "Segi Tiga Emas" yang dikenal karena penyelundupan narkoba dan tempat bertemunya perbatasan-perbatasan Laos, Myanmar dan Thailand.

Ini merupakan salah satu dari serangan-serangan yang paling banyak menimbulkan korban tewas bagi warga China di luar negeri dalam zaman modern ini dan memicu Beijing mengirim patroli kapal-kapal perang ke kawasan di hilir perbatasannya.

Tersangka ke lima hukuman matinya dibatalkan sementara yang ke enam dihukum penjara delapan tahun, kata Xinhua.

Nam Kham, 40-an tahun mengaku tidak bersalah di Pengadilan Rakyat Menengah Kunming September dalam sidang dua hari di mana ia menyampaikan penyesalannya kepada para korban dan keluarga mereka, kata media pemerintah saat itu.

Ke enam terpidana itu meghadapi tuduhan-tuduhan pembunuhan berencana, perdagangan nsrkoba, penculikan dan pembajakan.

Ke 13 pelaut China itu berada di dua kapal kargo dibunuh setelah dibajak ke satu tempat yang kacau di Sungai Mekong Oktober tahun lalu.

Penyelidikan Reuters Januari menunjukkan beberapa orang masih hidup ketika mereka berada di kapal-kapal mereka sewaktu memasuki Thailand, dan mereka dieksekusi dan dibuang ke dalam perbatasan Thailand.

Sungai Mekong membentang dari China memasuki wilayah Asia Tenggara di mana sungai itu menjadi perbatasan antara Myanmar dan Laos, dan kemudian Thailand dan Laos. Pada tahun 2001, empat negara itu menandatangi satu perjanjian untuk mengatur pelayaran di sungai itu.

Seluruh kapal China yang berlayar di Mekong ditangguhkan setelah pembunuhan-pembunuhan itu, yang memicu kemarahan d  China. Insiden itu disusul dengan patroli-patroli China dan memperkuat kerja sama keamanan di antara empat negara itu.

Patroli-patroli itu tampaknya sebagai perluasan peran yang meningkat Beijing dalam keamanan regional, memperluas penegakan hukumnya di hilir  perairan strategis dan ke Asia Tenggara.(ANT)