Danrem: Jangan sampai terpecah karena berbeda pilihan presiden

id Danrem,Kolonodle, Morut

Danrem: Jangan sampai terpecah karena berbeda pilihan presiden

Bupati Morowali Utara Aptripel Tumimomor menyerahkan cinderamata kepada Danrem 132/Tadulako Kol Inf Agus Sasmita usai tatap muka dengan unsur Forkompimda dan pejabat daerah di rujab Bupati Morut di Kolonodale, Sabtu (15/9) (Antaranews Sulteng/Ale)

Kolonodale (Antaranews Sulteng) - Komandan Korem 132/Tadulako Kol. Inf. Agus Sasmita mengingatkan masyarakat agar tidak terprovokasi dengan munculnya berbagai manuver politik menjelang Pemilihan Presiden 2019. Apapun isu atau aksi yang muncul hendaknya dicermati dan ditanggapi dengan bijaksana.

"Saat ini kita sedang menghadapi tahun politik. Jangan hanya karena perbedaan pilihan politik, negara ini menjadi terpecah belah," tegas Danrem di Kolonodale, Ibu Kota Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, Sabtu (15/9).

Danrem dan rombongan berada di Kolonodale dalam rangka kunjungan kerja sekaligus tatap muka dengan para pejabat dan tokoh masyarakat Morut setelah dilantik sebagai Danrem 132/Tadulako sebulan yang lalu. 

Acara tatap muka tersebut berlangsung di ruang pertemuan rumah jabatan Bupati Morut.

Pada kesempatan itu tampak hadir Bupati Morut Ir Aptripel Tumimomor, MT, Ketua DPRD Morut Syarifuddin H Madjid, Dandim 1311/Morowali Letkol Arh Subaryanto K Saragih, Kapolres Morowali AKBP Dadan Wahyudi, SH SIK, para pimpinan OPD (organisasi perangkat daerah) dan tokoh-tokoh masyarakat.

Danrem mengakui, walaupun baru sekitar 25 hari bertugas di wilayah Sulawesi Tengah, ia merasakan dan melihat adanya gejala ancaman akibat perbedaan pilihan politik, terutama menjelang pemilihan presiden. 
Tahun 2019, katanya, merupakan ajang pemilihan presiden dan DPR/DPRD, namun yang paling terasa adalah hiruk-pikuk menjelang pilpres.

"Saya cuma ingin mengingatkan, kita ini satu bangsa dan satu tanah air. Kalau kita terpecah dan mulai dari nol lagi, ini sangat besar taruhannya," katanya.

Menurut dia, perbedaan pilihan politik adalah hal biasa di negara demokrasi. Itu hal biasa seperti Indonesia yang terdiri atas berbagai suku, agama dan latar belakang budaya. Tetapi jangan sampai perbedaan itu dijadikan ajang untuk saling menghina, memaksakan kehendak, dan mencaci maki sesama anak bangsa.
 
Danrem 132/Tadulako Kol Inf Agus Sasmita meneguk saguer manis dari suke (bambu) pada penyambutan secara adat Mori di Kolonodale, Sabtu (15/9). Ini adalah kunjungan perdana Danrem ke Morowali Utara setelah menjabat Danrem sejak 25 hari lalu. (Antaranews Sulteng/Ale)

Ia juga menggarisbawahi munculnya model kampanye dengan tagar (tanda pagar) di media sosial seperti #2019GantiPresiden atau lainnya yang diikuti dengan aksi di beberapa tempat. Ini semua berpotensi mengganggu persatuan dan persaudaraan.

"Kalau sudah seperti itu, ngapain ditanggapi. Silakan beraspirasi tapi harus sesuai koridor dan aturan yang ada. Jangan rusak persaudaraan kita," kata Agus Sasmita.

Sementara itu, Bupati Morut Aptripel Tumimomor menjelaskan secara singkat potensi dan keadaan wilayah Morowali Utara yang dihuni berbagai suku dan agama serta budaya yang berbeda-beda. Meski demikian, suasana nyaman dan rasa bersaudara tetap terjalin dengan baik.

Bupati juga berterima kasih atas kunjungan perdana Danrem 132/Tadulako Kol Inf Agus Sasmita dan ibu di Morowali Utara. 

Danrem dan rombongan tiba di rumah jabatan Bupati Morut di Kolonodale Sabtu siang (15/9/2018) dan langsung disambut dengan adat kebesaran suku Mori. 

Dengan didampingi Bupati Morut, Danrem dipasangkan topi adar (bate) dan selempang yang biasanya diberikan kepada tokoh-tokoh penting. Setelah itu dilanjutkan dengan penyerahan ayam jantan putih, telur ayam kampung dan minuman saguer manis dari dalam gelas bambu (suke).

"Terima kasih banyak saya dan istri diterima secara adat di Morut. Terima kasih pak bupati," kata Danrem Agus Sasmita. 
 
Danrem 132/Tadulako Kol Inf Agus Sasmita memberikan sambutan pada acara tatap muka dengan jajarab Pemda Morowali Utara di rumah jabatan Bupati Morut di Kolonodale, Sabtu (15/9). (Antaranews Sulteng/Ale)