Indonesia akan gelar pekan solidaritas untuk Palestina

id palestina

Indonesia akan gelar pekan solidaritas untuk Palestina

ilustrasi - Konser Peduli Palestina (ANTARA FOTO/Dewi Fajriani)

Kita akan mendedikasikan satu minggu itu pekan solidaritas untuk Palestina

New York,  (Antaranews Sulteng) - Indonesia akan menyelenggarakan Pekan Solidaritas untuk Palestina pada 15-21 Oktober sebagai salah satu upaya untuk menggalang dukungan masyarakat terhadap Palestina.

"Kita akan mendedikasikan satu minggu itu pekan solidaritas untuk Palestina," kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York, Kamis.

Indonesia mengudang Menlu Palestina dan Komisaris Jenderal Badan Pengungsi Palestina PBB (UNRWA) untuk datang ke Indonesia pada pekan solidaritas untuk Palestina yang dijadwalkan akan digelar di Jakarta dan sejumlah kota di Indonesia.

Sejumlah kegiatan yang digelar di pekan tersebut antara lain Indonesia akan memfasilitasi UNRWA dan pemerintah Palestina untuk bertemu dengan para filantropis dari Indonesia dan juga dengan Baznas dalam konteks penggalangan dana bagi para pengungsi Palestina.

UNRWA, yang mengurusi sekitar 5,3 juta pengungsi Palestina yang tersebar di Yordania, Lebanon, Suriah, Tepi Barat dan Gaza, saat ini mengalami defisit anggaran sekitar 440 juta dolar AS sehingga kesulitan membantu para pengungsi Palestina, yang sebagian besar dari mereka adalah keturunan dari 700.000 warga Palestina yang terusir dari rumah mereka dalam Perang 1948 yang menyebabkan lahirnya Israel.

Pendanaan UNRWA sebagian berasal dari PBB, tapi mayoritas berasal dari kontribusi sukarela negara-negara anggota. Defisit anggaran badan bantuan itu sekarang 60 persen di antaranya sudah tertutup, tersisa 40 persen atau sekitar 180 juta dolar AS lagi yang harus dipenuhi.

"Sehingga secara total kita nanti akan lihat berapa yang akan diberikan Indonesia, bukan hanya dari pemerintah ke UNRWA tapi saya yakin banyak sekali masyarakat Indonesia yang ingin membantu UNRWA," kata Menlu.

Menlu Retno pun telah menyampaikan komitmen Indonesia untuk meningkatkan bantuannya kepada UNRWA ketika menghadiri undangan Yordania dan beberapa negara 'co-sponsor dengan kehadiran Sekjen PBB Antonio Guterres dan Presiden dari SMU PBB ke-73 Maria Fernanda Espinosa di sela-sela SMU PBB untuk secara khusus membahas UNRWA.

Komitmen Indonesia itu bukan semata-mata didorong oleh masalah pengungsi, tapi juga karena bagaimana memenuhi hak-hak dasar para pengungsi seperti pendidikan dan kesehatan. Di luar itu juga soal bagaimana menjaga stabilitas di kawasan.

"Apabila fasilitas yang diberikan kepada pengungsi ini semua dihentikan maka kita akan bisa membayangkan yang berada di sekolah bisa berada di jalan dan ini akan sangat mungkin menimbulkan instabilitas," kata Menlu.

Defisit anggaran badan bantuan untuk pengungsi Palestina itu tak lepas dari keputusan Amerika Serikat menghentikan segala bentuk bantuan pendanaan untuk UNRWA pada awal September.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan penghentian lebih dari 200 juta dolar AS atau sekitar Rp2,8 triliun bantuan ekonomi yang sedianya dialokasikan ke Gaza dan Tepi barat untuk dialihkan ke tempat lain. 

Baca juga: Wapres : masyarakat dunia tak berdiam diri untuk palestina
Baca juga: Abbas-Presiden bosnia serukan diadakannya konferensi perdamaian internasional
Baca juga: Palestina: semua pembangunan permukiman Israel tidak sah