KPU Palu tunda penyempurnaan DPTHP-2 pascabencana

id KPU,DPT,Pemilu

KPU Palu tunda penyempurnaan DPTHP-2 pascabencana

Ketua KPU Palu Agussalim Wahid

Palu (Antaranews Sulteng) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Palu, Sulawesi Tengah masih menunda penyempurnaan data daftar pemilih tetap hasil perbaikan tahap 2 (DPTHP-2) pascabencana di daerah tersebut, beberapa waktu lalu.

"Kami sebagai penyelenggara, belum bisa melakukan penyempurnaan melalui pencocokan dan penelitian data di lapangan, karena kondisinya memang belum stabil, sehingga kami masih mengacu pada data DPTHP sebelunya," kata Ketua KPU Palu Agussalim Wahid di Palu, Selasa.

Agussalim menjelaskan berdasarkan jadwal dan tahapan Pemilihan Umum tahun 2019, DPTHP-2 harusnya sudah ditetapkan pada November 2018. Namun situasi saat ini belum memungkinkan, karena proses pemutakhiran masih terhambat.

Ia memastikan tahapan kegiatan gerakan melindungi hak pilih pemilih pemula tidak akan terlaksana atau ditunda untuk sementara.

Sesuai keputusan pemerintah, masa transisi penanggulangan bencana menuju pemulihan dan rekonstruksi, berakhir pada 25 Desember 2018. Diperkirakan awal Januari 2019, proses tahapan menyempurnaan DPTHP-2 baru dapat dilaksanakan.

"Bencana ini tentu berdampak pada daftar pemilih tetap dan jumlahnya pasti berkurang," ujarnya.

KPU sebagai penyelenggara Pemilu kata dia, tidak bekerja sendiri dalam menyempurnaan data pemilih. Proses itu akan melibatkan pemerintah kecamatan dan kelurahan setempat, serta pengambil kebijakan lainnya untuk pendukung pencocockan data pemilih.

Baca juga: Bencana tidak menunda Pemilu di Sulteng

Data DPTHP Kota Palu sebelumnya sebanyak 218.491 pemilih, Kecamatan Palu Timur 25.267 pemilih, Mantikulore 44.599 pemilih, Palu Utara 13.799 pemilih, Tawaeli 14.069 pemilih dan Kecamatan Palu Selatan sebanyak 41.465 pemilih dengan jumlah tempat pemungutan sura sebanyak 1.075 TPS.

"Bukan berarti KPU tidak bekerja, kami sudah menyampaikan kepada sejumlah panitia penyelenggara kecamatan, melakukan pencocokan data dimasing-masing wilayahnya, sedangkan wilayah terdapak parah belum dilakukan kegiatan tersebut," jelas Agussalim.

Bencana gempa bumi disertai tsunami dan likuifaski menghantam Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala 28 September 2018 melumpuhkan berbagai aktivitas sosial, ekonomi maupun pemerintahan di daerah tersebut.

Tercatat sekira dua ribu lebih korban meninggal dunia, dan sekitar 87.000 orang warga Palu masih bertahan di tenda pengungsian. Jumlah tersebut menurun dibanding jumlah sebelumnya yang mencapai sekitar 98.000 orang.