Budidaya ikan betutu mulai dikembangkan di Parigi Moutong

id Ikan malas, ikan betutu, perikanan, Parigi Moutong, air tawar

Budidaya ikan betutu mulai dikembangkan di Parigi Moutong

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Parigi Moutong, Efendi Batjo. (Antaranews Sulteng/Moh Ridwan)

Parigi (ANTARA) - Usaha perikanan air tawar Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah mulai mengembangkan budidaya ikan betutu atau ikan malas lantaran harganya cukup mahal. 

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Parigi Moutong Efendi Batjo, di Parigi, Kamis, mengatakan, pengembangan ikan air tawar tersebut mulai diuji coba pada 2019, meskipun ikan jenis ini belum familiar di Sulteng, namun di sejumlah daerah seperti Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan ikan tersebut sudah banyak dibudidayakan. 

"Ikan jenis ini harganya cukup mahal berkisar Rp150.000/kilogram," ungkap Efendi. 

Ikan betutu merupakan salah satu ikan konsumsi jenis air tawar dan memiliki banyak nama lain seperti ikan boso, ikan gabus malas, ikan malas, ikan bakutut, ikan balosoh dan lain-lain. 

Ciri khas ikan betutu memiliki bentuk mulut yang besar, gigi kecil tajam menyerupai ikan kerapu. 

Menurut Efendi, ikan tersebut masih sulit ditemui di Sulteng karena peternaknya masih sedikit termasuk di wilayah Parigi Moutong. 

"Kami akan datangkan benih untuk di budiayakan peternak ikan di kabupaten ini, " ucap mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Parigi Moutong namun tidak merinci berapa banyak dibutuhkan. 

Dia menyebut, segmen pasar ikan dengan nama latin oxyeleotris marmorata sudah menyasar ekspor karena cukup diminati negara luar. 

"Bisnis ikan ini cukup menjanjikan dan jika peternak berminat membudidayakannya, saya kira dapat menambah penghasilan mereka, karena nilai jualnya tinggi, " ujarnya.

Selain ikan air asin, Parigi Moutong juga tidak mengesampingkan pengembangan potenai ikan air tawar, seperti yang terus dikembangkan saat ini mulai dari ikan nila, ikan lele jumbo, ikan mas hingga ikan sidat.

Meski produksi tidak sebanyak ikan air asin, namun ikan air tawar dapat menjadi pilihan laternatif jika harga ikan laut meroket dipasaran. 

"Ikan-ikan yang ada saat ini masih menyasar pasar lokal, beda halnya dengan ikan betutu, segmen pasarnya ekapor, " tururnya.