Hujan mulai guyur di sejumlah wilayah di Sulteng

id hujan

Hujan mulai guyur di sejumlah wilayah di Sulteng

Pekerja parkir menggunakan payung saat turun hujan lebat. (ANTARA FOTO/Rahmad/foc).

"Kami petani yang selama ini hanya mengharapkan hujan untuk kebutuhan tanaman...
Palu (ANTARA) - Sejumlah wilayah di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dalam sepekan terakhir ini mulai diguyur hujan sedang sampai lebat, dan membuat para petani yang selama ini hanya mengandalkan tadah hujan kembali tersenyum setelah cukup lama dilanda musim kemarau panjang.

Beberapa petani petani Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala, Kamis mengatakan sangat gembira dan berharap selama Oktober 2019 ini sudah memasuki musim hujan.

"Kami petani yang selama ini hanya mengharapkan hujan untuk kebutuhan tanaman cukup menderita selama kemarau panjang yang melanda hampir seluruh wilayah Sulteng, termasuk di Kabupaten Donggala, salah satu daerah yang juga terdampak bencana alam gempa bumi dan tsunami," jelas Epi, seorang petani di Tanampulu, Kecamatan Banawa Selatan.

Ia mengatakan akibat kemarau, banyak petani mengalami gagal panen khusus untuk tanaman jagung, kedelai dan kacang tanah, sebab kebutuhan air tidak terpenuhi.

Kebanyakan lahan pertanian di desa itu hanya mengandalkan tadah hujan.

Karena itu, dengan adanya hujan selama beberapa hari ini sangat membantu para petani dimana tanaman yang sudah nyaris kering, kini bisa kembali mekar dan ada harapan untuk bisa bertahan hingga memasuki masa panen.

Ia dan para petani lainnya sangat berharap, hujan yang turun beberapa hari ini pertanda berakhirnya musim kemarau dan datangnya musim hujan.

Bahkan, akibat kemarau berkepanjangan, banyak sumur warga yang kering. Padahal selama ini tidak pernah terjadi seperti itu, meski musim panas.

Untuk memenuhi kebutuhan air, warga terpaksa mengambil air di sungai yang ada di wilayah tersebut.

Hal senada juga diungkapkan Jafar, seorang petani di Kabupaten Sigi. Ia juga mengatakan selama beberapa hari ini hujan terus mengguyur wilayah tersebut.

Dia juga berharap musim kemarau sudah berakhir, sebab selama beberapa bulan mereka sama sekali tidak bisa mengolah lahan pertanian, sebab musim panas.

Ada juga beberapa petani di Desa Simoro, Kecamatan Gumbasa yang menanam jagung, tetapi gagal panen karena musim kemarau.

Karena itu, datangnya musim hujan membuat para petani kembali bergairah mengembangkan berbagai komoditi pangan dan hortikultura yang selama ini menjadi sumber utama penopang ekonomi mereka.