Wagub : Kopi harusnya masuk tanaman unggulan Sulteng

id KOPI SULTENG,FESTIVAL KOPI,PEMPROV SULTENG,WAGUB SULTENG

Wagub : Kopi harusnya masuk tanaman unggulan Sulteng

Wakil Gubernur Sulteng, Rusli Palabi (mengenakan kacamata) mengunjungi stan pameran dalam kegiatan festival kopi, di Palu, Jumat (1/11/2019). (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Merespon dinamika, maka sudah semestinya tanaman kopi masuk dalam komoditas unggulan Sulteng
Palu (ANTARA) - Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, Rusli Palabi mengemukakan kopi sudah seharunya menjadi salah satu komoditas dan tanaman unggulan di sektor industri pangan.

"Merespon dinamika, maka sudah semestinya tanaman kopi masuk dalam komoditas unggulan Sulteng," ucap Rusli Palabi dalam sambutannya pada festival kopi, yang berlangsung di ruang terbuka hijau Taman Gor, di Palu, Jumat.

Saat ini, kata Wagub, produksi kopi di Sulawesi Tengah masih berada di angka 0,4 persen. Artinya, masih sangat terbelakang di angka nasional produksi kopi.

Apalagi bila dibandingkan lima besar produsen kopi di Indonesia, sebut dia, Sulteng sangat tertinggal di belakang. Ia menguraikan, Sumatera Selatan mampu menghasilkan 25,5 persen kopi dari total produksi kopi.

Kemudian, Lampung 14,7 persen kopi setiap tahun, Jawa Timur 9,9 persen, Sumatera Utara 9,4 persen dan Aceh 8,9 persen. Dengan begitu, kata dia, Sulteng masih tertinggal.

Di Sulawesi Tengah, sebut dia, terdapat beberapa jenis kopi varian ribusta dan arabika, berupa kopi Kulawi dan kopi Napu yang di hasilkan dari Kabupaten Sigi dan Poso lewat perkebunan rakyat.

Ia mengakui bahwa produktifitas dan luas tanam kopi tersebut belum optimal. Namun, berkat jasa industri kecil dan menengah yang banyak membuka cafe, restoran dan warung kopi, secara langsung mengangkat pamor kopi daerah.

"Nah ini bisa menjadi pertanda baik dalam hal perputaran roda ekonomi, khususnya dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi pascabencana," sebut dia.

Baca juga: Asupan kopi yang ideal dalam sehari
Baca juga: Kopi Manggarai dan Linton jadi perhatian di Yunani


Ia mengatakan, minum kopi telah mewarnai gaya masyarakat bahkan turut mempengaruhi hilirisasi industri kopi dengan maraknya home industri, cafe, restoran, warung kopi di Sulteng.

Karena itu, ia menyampaikan bahwa festival kopi harus mampu menstimulasi tumbuh kembang kopi yang merata dari hulu ke hilir.

Festival kopi yang digelar oleh Pemprov Sulteng di ikuti 40 pelaku usaha kecil dan menengah, yang berlangsung selama dua hari mulai tanggal 1 -2 November 2019, di ruang tebuka hijau Taman Gor, di Palu.
Terdapat 40 pelaku usaha kecil dan menengah mengikuti kegiatan festival kopi, di Palu, Jumat. (ANTARA/Muhammad Hajiji)