Presiden Prancis mengaku prihatin dengan Jepang terkait Carlos Ghosn

id Emmanuel Macron,Charlos Ghosn,Nissan-Renault,Jepang

Presiden Prancis mengaku prihatin dengan Jepang terkait Carlos Ghosn

Mantan ketua Nissan Carlos Ghosn mengelap dahinya saat konferensi pers di Lebanese Press Syndicate di Beirut, Libanon, Rabu (8/1/2020). (REUTERS/Mohamed Azakir)

Paris (ANTARA) - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dirinya telah berbicara kepada perdana menteri Jepang mengenai kondisi mantan bos Nissan-Renault Carlos Ghosn yang kini sedang ditahan, Rabu.

Setelah kabur dari Jepang pada akhir Desember, Ghosn mengaku diperlakukan "secara sadis" oleh kejaksaan Tokyo dan mengklaim bahwa dirinya merupakan korban dari konspirasi perusahaan mobil Jepang Nissan.

"Saya telah mengatakan kepada (Perdana Menteri Shinzo) Abe beberapa kali bahwa kondisi penahanan dan pemeriksaan Carlos Ghosn sepertinya tidak memuaskan bagi saya," kata Macron kepada wartawan.

Ghosn mengatakan saat konferensi pers pekan lalu bahwa dirinya berhasil kabur untuk membersihkan namanya dan mengatakan, tanpa menunjuk presiden, bahwa bibit krisis dalam aliansi produsen mobil Jepang-Prancis terlihat ketika Macron masih menjadi menteri ekonomi.

Macron pada Rabu menuturkan keputusan yang telah dibuatnya "selalu membela kepentingan Prancis", menambahkan terlalu gampang untuk berpendapat bahwa membela kepentingan nasional dapat membahayakan seorang eksekutif.

Ghosn mengungkapkan pejabat Jepang dan Nissan syok dengan keputusan pemerintah Prancis pada 2015 yang meningkatkan kepemilikan saham negara di Renault dan menggandakan hak pilihnya.

"Ini menyisakan kepahitan besar," kata Ghosn pekan lalu.

Langkah itu membuat pihak Jepang dari aliansi Renault-Nissan merasa khawatir bahwa juara nasional jatuh di bawah kendali pemerintah Prancis, menurut sumber.

Sumber: Reuters