Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Yayasan Mercy Corps Indonesia akan membentuk ketangguhan penyintas bencana gempa dan likuefaksi Kabupaten Sigi dalam menghadapi bencana sebagai bentuk upaya pengurangan risiko bencana.
"Iya, perlahan-lahan upaya pengurangan risiko bencana dengan membentuk ketahanan dan ketangguhan warga Sigi menghadapi bencana dimulai," ucap Direktur Eksekutif Yayasan Mercy Corps Indonesia, Ade Soekadis di Sigi, Jumat.
Di Sigi, Mercy Corps Indonesia, kata Ade Soekadis akan menjadikan dua kecamatan sebagai wilayah pendampingan dan pembinaan untuk pembentukan ketangguhan warga hadapi bencana. Dua kecamatan itu meliputi Kecamatan Kulawi dan Kecamatan Lindu, setiap kecamatan terdiri dari 5 - 10 desa.
"Mengenai kepastian jumlah desa, kita masih akan diskusi lebih lanjut dengan Pemerintah Kabupaten Sigi, dan pemerintah kecamatan. Tapi mungkin kita akan menyasar paling tidak lima desa minimal," katanya.
Ia menjelaskan, upaya pengurangan risiko bencana dengan pembentukan ketahanan dan ketangguhan warga, diawali dengan peningkatan kapasitas masyarakat dua kecamatan tersebut.
Dimana, warga yang ada di setiap dusun di desa akan dikenalkan mengenai manajemen menyikapi bencana, meliputi rencana rencana kontijensi bencana untuk menghadapi banjir, tanah longsor.
"Jadi warga harus memiliki rencana itu sebelum terjadi bencana. Jadi, perlu penguatan dan peningkatan kapasitas terhadap warga mengenalkan managemen kontijensi bencana," sebutnya.
Selain itu, Mercy Corps Indonesia, kata dia juga akan melakukan penguatan kelembagaan di desa dan dusun yang melibatkan langsung masyarakat. Karena, pengurangan risiko bencana harus ada lembaga yang memantau adanya potensi bencana.
"Sehingga ada lembaga atau kelompok di desa yang memantau terus potensi-potensi itu, serta melanjutkan upaya peningkatan kapasitas," sebutnya.
Selanjutnya, Mercy Corps Indonesia juga akan memasang sistem peringatan dini di desa-desa yang menjadi binaan pengurangan risiko bencana.
Paling penting bagaimana membangun ketahanan warga menghadapi bencana melalui manajemen penguatan ekonomi dari sektor pertanian, pertanian dan kehutanan. Misalkan dari sektor-sektor tersebut, bagaimana warga mengelola sektor itu menjadi sumber ekonomi, tidak menjadi sumber bencana," katanya.
Ia menambahkan, program pengurangan risiko bencana dengan membentuk ketahanan warga menghadapi bencana akan berlangsung selama hingga 2022 di Kabupaten Sigi, yang saat ini telah dimulai perlahan-lahan.